Tekno  

Ini Tiga Alasan Transaksi Digital Makin Digemari di Indonesia

Ilustrasi Transaksi Digital

Transaksi pembayaran nontunai atau digital (cashless society) makin diminati dan digemari masyarakat Indonesia.

Catatan Bank Indonesia (BI) menyebutkan bahwa selama tahun 2019 telah terjadi 4,7 juta jumlah transaksi cashless dan 128 triliun volume transaksi cashless di Indonesia.

Lalu apa alasan masyarakat kini mulai senang beralih ke transaksi digital?

Studi The Next Cashless Society yang dilakukan Ipsos Indonesia, perusahaan riset pemasaran independen, mengungkapkan bahwa ada tiga motivasi dan karakter yang membuat konsumen gemar menggunakan alat pembayaran digital.

Pertama, konsumen tidak takut akan pembayaran nontunai (reassure). Kedua, konsumen menikmati pembayaran nontunai dan memperkaya hidup (encourage). Ketiga, konsumen beranggapan bahwa pembayaran nontunai adalah hal baru yang mengikuti perkembangan zaman (inspire).

Di segmen reassure, sebanyak 26% responden merasa yakin, aman, dan nyaman dalam menggunakan pembayaran nontunai dan sebanyak 19% menggunakan pembayaran nontunai karena efisiensi dan dapat mengontrol pengeluaran mereka.

Di segmen encourage, sebanyak 25% responden menggunakan pembayaran nontunai karena mereka menikmatinya dan hal tersebut dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan.

Serta sebanyak 9% responden menggunakan pembayaran nontunai untuk membangun hubungan dengan orang lain.

Di segmen inspire, sebanyak 11% respondennya adalah para pengguna baru yang menggunakan nontunai untuk mendapatkan berbagai keuntungan, serta 10% respondennya adalah konsumen yang menginginkan produk nontunai yang lebih mumpuni serta memudahkan.

“Dari hasil studi tersebut terlihat bahwa masyarakat kita saat ini sudah mulai terbiasa dengan pembayaran nontunai dalam kehidupan mereka sehari-harinya dengan berbagai motivasi di balik penggunaan nontunai tersebut.”

“Dan menunjukkan bahwa di kedepannya jumlah pengguna layanan ini akan makin melesat. Hal ini harus disiapkan ekosistem yang makin mumpuni baik dari sisi pemerintah, infrastruktur, dan juga swasta,” ujar Soeprapto Tan, Managing Director Ipsos Indonesia.

Studi ini juga mengungkapkan bahwa konsumen tidak hanya menggunakan satu jenis dompet digital karena hanya sebanyak 21% yang menggunakan satu jenis dompet digital.

Sementara 28% menggunakan dua jenis, dan 47% menggunakan tiga jenis atau lebih. Dompet digital yang paling banyak digunakan adalah OVO dan Gopay.

“Penelitian juga mengungkapkan pola kebiasaan masyarakat dalam menggunakan kartu nontunai, terungkap e-money dan Flazz merupakan kartu yang paling sering digunakan dalam bertransaksi.”

“Dengan sebanyak 47% hanya memiliki satu kartu, 30% memiliki dua kartu, dan 23% memiliki tiga atau lebih kartu nontunai,” tukasnya.

Penggunaan nontunai ini dimanfaatkan masyarakat untuk melakukan berbagai transaksi keuangan seperti berbelanja online, membayar tagihan listrik, membayar makanan di restoran, membayar penggunaan alat transportasi, menonton bioskop, dan berbagai layanan perbankan digital. {wartaekonomi}