News  

ASEAN Tetapkan Semarang Salah Satu Kota Wisata Terbersih di Asia Tenggara

Lawang Sewu, Salah Satu Ikon Kota Semarang

Kota Semarang ditetapkan oleh ASEAN sebagai salah satu kota wisata paling bersih di kawasan Asia Tenggara. Kabar gembira sekaligus prestasi ini diumumkan pada acara ASEAN Tourism Forum (ATF) 2020 yang digelar di Brunei Darussalam pada Kamis 16 Januari 2020.

ATF merupakan sebuah forum tahunan yang melibatkan industri pariwisata dari 10 negara anggota termasuk Singapura, Vietnam, Laos, Kamboja, Myanmar, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, Thailand dan Indonesia.

Setiap tahunnya, ATF akan digelar di tempat yang berbeda secara bergantian. Kalau Brunei Darusalam menjadi tuan rumahnya pada tahun ini, Indonesia akan mendapat gilirannya pada tahun 2022.

Setiap dua tahun sekali, forum ini akan memberikan penghargaan kepada kota-kota wisata di kawasan ASEAN yang memenuhi kriteria sebagai ASEAN Clean Tourist City Standard.

Semarang berhasil meraih predikat sebagai kota terbersih setelah mengalahkan sejumlah kota wisata lainnya di Indonesia seperti Denpasar, Yogyakarta dan Bandung.

Hal ini pun bukan suatu hal yang serta merta didapatkan begitu saja, lantaran mengetahui bahwa kota Semarang sempat masuk nominasi pada tahun 2017 namun belum berkesempatan meraih juara.

Kota Semarang akan memegang predikat sebagai kota wisata bersih sampai tahun 2022 mendatang.

Predikat ini diharapkan bisa membawa pariwisata kota Semarang lebih jauh lagi, dengan target wisatawan yang tak hanya berasal dari dalam negeri, namun juga luar negeri terutama Asia Tenggara.

Penghargaan tersebut diterima oleh Sekda (sekretaris daerah) Kota Semarang Iswar Aminuddin sebab Wali Kota Hendrar Prihadi tidak bisa hadir.

Adapun sejumlah kota-kota lain yang mendapatkan predikat serupa adalah Vung Tau city, Quy Nhon city dan Hue city di Vietnam.

Indikator Penilaian

Tujuan ASEAN mengadakan ajang pemberian predikat ini adalah supaya negara-negara anggota ASEAN memiliki alat yang akan membantu meningkatkan kualitas pariwisata di kota mereka.

Selain itu dimaksudkan pula untuk meningkatkan pemasaran dan daya saing tetapi juga meningkatkan situasi penduduk lokal dan mata pencaharian mereka dengan mengurangi kemiskinan.

Tak hanya itu, hal ini juga dirancang untuk melindungi lingkungan sekaligus menjadi upaya dalam menanggapi dampak iklim. Dalam harapannya, negara-negara anggota ASEAN juga dapat sekaligus berkontribusi pada upaya pembangunan berkelanjutan (SDGs).

Sangat penting untuk dicatat bahwa Rencana Strategis Pariwisata ASEAN 2011-2015 (ATSP) telah mengindikasikan peningkatan kemampuan pariwisata ASEAN untuk mengatasi masalah perubahan iklim.

Sebagai salah satu tindakan prioritas untuk mencapai arahan strategis yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan dan fasilitas di suatu wilayah.

Predikat ASEAN Clean Tourist City Standard juga memiliki beberapa indikator serta kriteria penilaian yang cukup rumit, sebelum akhirnya menetapkan kota-kota wisata sebagai kota terbersih di Asia Tenggara.

Dalam websitenya, ASEAN memaparkan sejumlah aspek yang menjadi indikator penilaian seperti: manajemen lingkungan, kebersihan, manajemen pengolahan limbah.

Termasuk membangun kesadaran tentang perlindungan dan kebersihan lingkungan, penyediaan ruang hijau, keselamatan kesehatan dan keamanan kota serta infrastruktur dan fasilitas pariwisata. {liputan6}