News  

Rafale Prancis Incaran Prabowo Jauh Lebih Mahal Dari Sukhoi Rusia

Jet Tempur Prancis, Rafale

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto tertarik untuk membeli 48 jet tempur Dassault Rafale buatan Prancis. Presiden Joko Widodo mengaku baru bakal menggelar rapat membahas rencana tersebut pekan depan.

Rencana pembelian Rafale muncul tak lama Rusia mengabarkan bahwa Indonesia ditekan oleh sejumlah negara karena hendak membeli 11 jet tempur Sukhoi SU-35.

Shukoi SU-35 dan Rafale sejatinya sama-sama jet tempur generasi 4.5 yang memiliki peran bukan hanya untuk tempur. Kedua pesawat itu mampu menjadi pesawat pencegat yang manjalani misi pemukul.

Melansir Aircrafts Compare, harga Rafale jauh lebih mahal dari Sukhoi SU-35. Untuk satu unit Rafale, Indonesia mesti merogoh kocek sebesar US$115 juta (setara Rp1,5 triliun; kurs 1US$=Rp13.163).

Hal serupa dikonfirmasi Defence Industry Daily yang menyebut kalau satu unit kapal ini dihargai lebih dari 100 juta euro.

Sementara Shukhoi hanya US$65 juta (Rp855 miliar). Pada 2018 lalu, Indonesia sempat membeli Sukhoi SU-35 dengan harga US$90 juta per pesawat dengan kemampuan menembak dan mengebom sekaligus.

Saat itu, Menteri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu, menyebut sengaja memilih pesawat dengan harga tersebut lantaran pesawat seharga US$70 juta tak bisa menembak dan mengebom sekaligus.

Dari sisi spesifikasi, Rafale merupakan jet tempur yang dapat dikendalikan oleh 1-2 kru tergantung jenis varian. Sementara Shukoi hanya untuk satu kru karena tidak memiliki varian.

Adapun jenis avionik, Rafale dan Sukhoi SU-35 memiliki perbedaan. Rafale diketahui menggunakan sistem Integrated Modular Avionic (IMA) yang digunakan juga terpasang di Lockheed Martin F-22 Raptor buatan Amerika.

Sedangkan Sukhoi SU-35 menggunakan teknologi MFI yang diklaim salah satu paling canggih di dunia karena dapat menerima, memproses, dan mengirimkan data dengan berbagai cara, baik itu grafik hingga angka.

Dari sisi mesin, Rafale menggunakan dua mesin SNECMA M88 2 Turbofans dan memiliki tenaga 16.400 pound-force . Pesawat yang sempat mendarat darurat di Indonesia itu memiliki kecepatan terbang 2.150 kilometer per jam dan mampu terbang di ketinggian 55 ribu kaki.

Sementara Sukhoi SU-35 diketahui menggunakan dua mesin Saturn 117S dengan TVC nozzles. Meski harganya jauh lebih murah, Shukoi SU-35 mampu menyemburkan tenaga sebesar 31.900 pound-force dan memiliki kecepatan maksimal 2.700 km per jam.

Kemampuan terbang Sukhoi SU-35 juga lebih tinggi karena mampu mencapai ketinggian 59.100 kaki.

Dari sisi eksterior, Rafale lebih mungil dari Shukoi SU-35 karena hanya memiliki panjang 15,2 meter. Bantang sayap pesawat itu juga hanya 10,8 meter. Sementara Sukhoi SU-35 terbilang besar karena memiliki panjang 21,9 meter dengan bentang sayap 15,3 meter.

Besarnya badan pesawat juga sebanding dengan jumlah bahan bakar yang mampu di bawa. Karena ukurannya lebih kecil, Rafale hanya mampu terisi bahan bakar sebanyak 11.924 liter. Sedangkan Shukoi SU-35 mampu terisi sebanyak 16.694 liter.

Dari sisi jelajah, Rafale lebih unggul dari Sukhoi SU-35 karena mampu terbang hingga 3.704 kilometer. Sementara Sukhoi SU-35. sejauh 3.600 km.

Selain kalah daya jelajah, Sukhoi SU-35 juga kalah irit karena menghabiskan satu liter bahan bakar untuk 0,215 km. Sementara Rafale menghabiskan satu liter bahan bakar untuk 0,308 km.

Untuk sisi persenjataan, Rafale dan Sukhoi SU-35 memiliki kemampuannya masing-masing. Rafale diketahui memiliki GIAT 30/719B kanon dengan 125 bulatan hingga rudal nuklir ASMP-A.

Sedangkan Sukhoi SU-35 dilengkapi sebuah Gryazev-Shipunov GSh-30-1 kanon berukuran 30 mm dengan 150 peluru hingga dua rel untuk peluru kendali inframerah Vympel R-73.

Terkahir, jarak minimal lepas landas Rafale diketahui 400 meter dan mendarat 450 meter. Sementara Sukhoi SU-35 sejauh 550 meter untuk lepas landas dan 670 meter untuk mendarat. Pendeknya jarak lepas landas Rafale lantaran jet tempur tersebut didesain untuk berpangkalan di darat dan kapal induk. {cnn}