Ini Alasan BWF Ingin Gunakan Shuttlecock Bulu Sintetis Mulai 2021

Sekretaris Jenderal BWF, Thomas Lund.

Federasi Bulu Tangkis Dunia (Badminton World Federation/BWF) telah memberikan waktu yang cukup bagi anggota mereka untuk menelaah informasi pengenalan shuttlecock sintesis pada semua turnamen mulai 2021.

Hal tersebut dikatakan Sekretaris Jenderal BWF Thomas Lund setelah beberapa anggota afiliasi, termasuk Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) mengatakan bahwa mereka terkejut ketika BWF mengumumkan penggunaan shuttlecock dalam laman resmi mereka, dua minggu lalu.

Anggota BAM mengatakan bahwa ada kekurangan informasi yang diberikan kepada mereka.

“Dewan BWF mendukung penerapan shuttlecock sintesis pada bulan Maret 2019. Hal ni benar-benar hampir sama dengan shuttlecock bulu alami. Namun, bahan bulu terbuat dari bahan sintesis yang masih terlihat seperti bulu alami. Bahan shuttlecock lainnya tidak berubah,” ucap Lund.

Lund mengatakan bahwa shuttlecock sintesis akan tersedia di pasar mulai tahun depan.

“Kapasitas produksi akan naik dan shuttlecock sintetis akan tersedia di pasar untuk Asosiasi Anggota dan pemain,” kata Lund dilansir BolaSport.com dari The Star.

“Ini adalah salah satu alasan mengapa versi bulu sintesi hanya akan diizinkan sejak 2021 karena diharapkan memiliki ketersediaan angkutan distribusi yang lebih luas mulai tahun depan,” ujar Lund.

Namun Denmark mengatakan bahwa penggunaan shuttlecock sintesis akan dilakukan secara bertahap.

“Semua tergantung dari produsen dengan shuttlecock sintesis dan tuan rumah turnamen yang disetujui untuk memutuskan versi shuttlecock mana yang akan digunakan,” kata Lund.

“Pada tahap ini, BWF tidak akan memaksakan penggunaan shuttlecock shuttlecock sintesis pada host mana pun. Namun, seiring peningkatan kapasitas produksi selama bertahun-tahun, ada harapan bahwa lebih banyak turnamen yang secara perlahan pindah ke produk bulu sintetis.”

Uji coba penggunaan shuttlecock sintesis sudah dilakukan pada turnamen Italia International, United States International Challenge, dan Indonesia International Challenge pada 2018.

“Setelah tes ini disimpulkan bahwa sifat dan kinerjanya sangat mirip dengan kok bulu alami,” aku Lund.

“Namun, semua versi kok bulu sintesis harus disetujui secara terpisah oleh BWF. Tujuannya agar dapat digunakan dalam turnamen berstandar internasional demi memastikan tingkat kualitas yang tepat.” {bolasport}