News  

KH Said Agil Siradj: Anies Baswedan Gubernur Indonesia

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Prof KH Said Aqil Siradj menyebut Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sebagai Gubernur Indonesia. Hal ini disampaikan Kiai Said dalam acara peletakan batu pertama gedung baru PBNU di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat (31/1/2020).

Di awal sambutannya, Kiai Said menyebut nama-nama tokoh yang hadir dalam acara tersebut. Hingga akhirnya Kiai Said pun menyebut nama Anies.

“Para pejabat pemerintah yang hadir wabilkhusus, gubernur Indonesia Sayyidul Habib Anies Baswedan. Ini cucu dari pahlawan nasional Bapak Abdurrahaman Baswedan dari Kuningan Cirebon. Bukan dari Garut, dari Kuningan pak,” ujar Kiai Said yang kemudian disambut tawa hadirin.

Anies menghadiri acara tersebut dengan mengenakan pakaian batik dan kopiah hitam. Mendengar candaan Kiai Said itu, Anies pun tampak tertawa sembari menyatukan kedua tangannya ke atas sebagai bentuk penghormatan kepada Kiai Said.

Selain dihadiri Anies, acara tersebut juga dihadiri ulama dan pengurus besar NU. Di antaranya, Rais Aam PBNU KH. Miftahul Akhyar, Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Waketum PBNU KH Maksum Mahfudz, dan Sekjen PBNU Helmy Faishal Zainy.

Sementara, dari unsur pemerintah hadir Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Menteri Desa Abdul Halim Iskandar, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, dan Menteri Kominfo Johnny G. Plate.

Selain itu, hadir pula duta besar dari sejumlah negara, seperti duta besar Korea Selatan, Singapura, Australia, India, Prancis, dan Jepang. Tidak hanya itu, hadir juga perwakilan dari OJK dan Bank Indonesia.

Selanjutnya, Kiai Said memberikan tausiyah tentang keharmonisan. Menuru dia, keharmonisan itu ada dua, yaitu harmonis dengan tuhan dan harmonis dengan manusia. Selain itu, Kiai Said juga menjelaskan tentang peradaban dan kebudayaan.

Dalam tausiyahnya, dia pun mengingatkan kepada umat Islam Indonesia untuk membedakan antara agama dan budaya.

Menurut dia, pakaian gamis dan surban itu merupakan contoh dari produk kebudayaan Arab, sehingga tidak bisa dicampur adukkan dengan agama. “Jadi budaya jangan dicampuradukkan dengan agama,” kata Kiai Said. [republika]