News  

Viral! Tak Boleh Ada Kucing Di Area Kampus ITS Sukolilo

Jagat media sosial Twitter dihebohkan dengan beredarnya surat imbauan yang dikeluarkan Institut Teknologi Sepuluh Nopember atau ITS, Jawa Timur, untuk seluruh civitas akademia di kampus itu.
Surat itu diunggah akun @animalfess2 dengan caption ‘ANF! (emotikon sedih)’ yang menjelaskan upaya ITS menciptakan suasana kampus bebas dari kucing.
Tak ayal surat imbauan itu menimbulkan polemik di tengah masyarakat. Banyak masyarakat mempertanyakan dan mengkritisi kebijakan ITS melarang adanya kucing di sekitar kampus.
Berikut pernyataan lengkap surat dari ITS soal pengendalian kucing di kampus, yang diedarkan pada 26 Februari 2020:
Dalam upaya menciptakan suasana kampus bebas kucing, maka dengan ini kami sampaikan agar semua unit untuk ikut berpartisipasi menciptakan suasana Kantor bebas kucing, dengan tidak membiarkan kucing berkeliaran dan bahkan memelihara kucing di unit kerja.
Terkait hal itu, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan dan Sarana Prasarana ITS Mas Agus Mardyanto memberikan penjelasan. Ia mengatakan saat ini terdapat ratusan ekor kucing liar yang berkeliaran di ITS.
Banyaknya kucing menggangu kegiatan belajar karena kucing itu masuk ruang kerja hingga ke dalam ruang kelas.
“Iya betul (suratnya), memang kami menghimbau kepada semua unit di ITS untuk melakukan pengendalian kucing. Karena kucingnya udah terlalu banyak, banyak sekali,” kata Agus, Kamis (27/2).
Agus menuturkan imbauan itu ditujukan agar tidak sembarangan orang membawa masuk kucing ke ruang kerja hingga ruang kelas di lingkungan ITS.
“Kami ingin mengendalikan, kucing jangan dibawa masuk lah, biar kucing di luar. Jangan dikasih makan (di dalam), terus masuk lagi-masuk lagi,” ucap dia.
Agus mengaku kewalahan dengan tingkah kucing yang masuk ke dalam ruang kerja dan kelas. Selain itu, ia mengatakan pihaknya mendapat banyak keluhan dari mahasiswa dan tamu sebab sering berbau tidak sedap dari kotoran kucing.
Ia menyebut setidaknya ada sekitar 10 sampai 15 kucing yang berkeliaran di setiap departemen atau jurusan di ITS.
“Beberapa unit itu masuk ke ruangannya, dikasih makan, (sampai) berkembang biak. Sehingga kami dikomplain sama tamu-tamu kami, beberapa mahasiswa. Kan bau, dimana-mana bau (kotoran kucing),” ungkapnya.
“Kalau kucing satu dua ekor enggak masalah. Kalau satu unit bisa sampai 15 kucing berkeliaran terus masuk-masuk kelas. Di tempat olahraga futsal, duduk di kursinya itu tribunnya bau kotoran kucing. Kan itu digunakan mahasiswa,” tambahnya.
Agus mengatakan pihaknya tidak melarang jika ada civitas yang ingin memelihara kucing di kampus. Namun kucing itu tidak dipelihara di dalam kampus dan diberi makan di dalam ruangan kelas.
“Iya baru imbauannya itu, jangan dibawa masuk, jangan dikasih makan di dalam. Dikasih makan di luar di lapangan gitu,” tuturnya.
Sejauh ini Agus mengungkapkan pihaknya baru melakukan pengendalian kucing agar tidak masuk ruang kerja, kelas hingga fasilitas kampus. Namun jika ada masukan yang baru untuk mengatasi masalah itu, pihaknya akan mempertimbangkannya.
“Kalau ada masukkan monggo (silahkan), kami tampung dulu, kami akan lihat mana yang terbaik bagi kami. Bahwa kami ingin semua orang nyaman di kampus ini,” kata dia. {kumparan}