News  

Dilema PSBB COVID-19

Satu planet di-lockdown. Ekonomi ambruk. Long holiday. Asyik. Kaum “rebahan”. Oil prices fall-down. Minus 37 dollar per barrel. Covid-19 menewaskan 42 ribu orang di Amerika. Tiba-tiba Singapore nyodok ke posisi teratas di Asia Tenggara. Per today 9 ribu confirmed cases.

Neng Diva nyetat di FB. Sequel Covid-19: Ciptakan Fear, Kendalikan information & censorship, Lockdown, Blame Trump & Jokowi, Darurat Militer, dan terakhir Mandatory vaccine roll-up. Bill Gates menang.

Lockdown membuat jutaan orang nganggur. Rebahan di rumah. Stress. Minum Sanax. Halusinasi. Produksi Conspiracy theory di balik Coronavirus.

Imaginasi Rasis blo’on; China ciptakan Covid-19 dari kampret. Targetnya bunuh orang-orang ngga berguna di Wuhan. Plannedemic. Depopulasi. Debunk; Foto makan sop kampret ternyata berasal dari Australia.

Artis tua Roseanne Barr yakin Covid-19 merupakan bio-weapon. Sebuah ploy to kill baby boomer. Generasi tua targetnya. Banyak yang tewas. Covid-19 is “Boomer remover”. Scientist patahkan teori ini. Covid-19 adalah mutasi natural. Supervirus. Bukan man-made; ngga seperti payudara silicon yang berserakan di Miami beach Florida.

Rebahan lagi. Nonton Kompas Tivi. Sambil ngemil chiki. Ada Jubir Achmad Yurianto. Warga ngeluh bantuan dari PD Pasar Jaya telat 3 hari. Ditunggu. Ngga dateng-dateng.

Conspiracy theory lain mengatakan Superfast network 5-G sumber Covid-19. Teknologi 5G absorbs oksigen. Transmisi Lewat udara. Begitu pula dengan Airborn Covid-19 dan Superman.

Alhasil 5G membuat Immune system rontok. Terkapar kena Covid-19. Orang London bakar cell-phone tower. Akhirnya pake pager lagi. Ngga bisa kirim gambar porno.

Lockdown bikin ekonomi ambruk. Washington, Colorado, Maryland, Wisconsin dan kota lain gelar aksi protes Anti “Stay-at-Home” policy.

Warga Michigan merilis demonstrasi “Operation Gridlock”. Mereka merasa dirugikan oleh Pemerintah Daerah. Policy “Stay-at-Home” melanggar konstitusi & kebebasan. Gubernur Gretchen Esther Whitmer dilaporkan ke polisi.

Para demonstran far-right Pro Trump. Mereka pake topi merah “Maga”. Bawa spanduk anti-semitism. Bagi mereka; Social distancing equals communism. Mereka menuntut Re-open the country. Sehingga mereka bisa kerja lagi. “Covid-19 is a Lie” dan “Fire Fauci” adalah yel-yel umum.

Indonesia negeri 17 ribu pulau lebi adem. Hanya ada 1-2 kepala daerah & radicals surfing di atas Badai Covid-19.

Gerombolan radicals tekan Presiden Jokowi menerapkan “Lockdown”. Ngga ada di konstitusi. Akhirnya mereka alih-bahasa-kan menjadi “Karantina Wilayah”.

Pemerintah Pusat paham; this is a trap. Ngga mungkin Rezim kasi makan 270 juta orang dan seluruh ternaknya.

Cerdas. Lihay. Presiden Jokowi gunakan PSBB. Peraturan Pemerintah PSBB dirilis. Turunannya Permenkes. Pemerintah Pusat lepas dari jebakan. Soft & canggih.

Kepala Daerah overacting minta PSBB. Ngga mikir konsekuensi setelah Drama Corona selesai. Mereka bisa digugat class action orang miskin & pengusaha yang merasa dibangkrutkan.

Praxis PSBB nihil. Angka positif terus naik. Yang mati bertambah. Pengusaha kecil-menengah bangkrut. Pengumpulan orang di K5 fly-over Kebayoran Baru, Pasar Jatinegara, Antri Sembako Bazis di Bogor dan rumah ibadah ngga bisa distop.

Ngga ada inisiatif & improvisasi Kepala Daerah secanggih taktik Walikota New York City Bill de Blasio yang membuka nomor pengaduan.

Warga New York City bisa melapor polisi dengan memotret pengumpulan massa. Polisi segera datang dan membubarkan kerumunan.

Pemerintah Daerah yang minta PSBB akan dievaluasi. Tanggung-jawab tehnis beralih ke Pemerintah Pusat apabila Penetapan PSBB berdasarkan inisiatif Menkes atas input Kepala BNPB.

Zeng Wei Jian [sumber]