Gerindra: Jauh Sebelum Pandemi COVID-19, Kondisi BUMN Sudah Banyak Sekarat

Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Gerindra Kamrussamad menyampaikan kondisi BUMN saat ini memiliki beban yang cukup besar sejak sebelum dihantam wabah virus corona baru (Covid-19).

Demikian disampaikan Kamrussamad dalam diskusi virtual bertemakan “Ada Dana Besar BUMN dibalik Skenario PEN & New Normal Ekonomi. Gimana Dunia Usaha?” Senin (1/6).

“Kondisi BUMN kita, sebelum Covid-19 sudah memiliki beban yang cukup besar, ada sampel 10 BUMN dengan utang terbesar itu di sektor keuangan, sektor energi, sektor perbankan, dan di sektor infrastruktur, sektor telekomunikasi, bahkan ada juga pangan berkaitan dengan pupuk, bahkan di Taspen itu sendiri,” ungkap Kamrussamad.

Menurut Kamrussamad, kondisi itu menunjukkan bahwa dalam rentang lima tahun terakhir kondisi BUMN memang telah terpuruk jauh sebelum adanya wabah Covid-19.

“Ini perlu diketahui, jika kita lihat lagi di data kementerian keuangan ada 12 BUMN yang mengalami kerugian di 2018, dipaparkan di 2019, sebagian BUMN mendapatkan penyertaan modal negara (PNM), tetapi setelah mendapatkan PNM, masih mengalami kerugian ini beberapa update yang kami sampaikan,” jelasnya.

Politisi Partai Gerindra ini juga meneliti bagaimana kondisi BUMN di tahun 2019. Meskipun ada yang sehat, Ia mencatat bahwa BUMN setelah dikaji ternyata tengah sekarat.

“Ada yang sehat ada yang sekarat, kalau sekarang ini kalau sehatpun menuju sekarat atau demam tinggi.”

“Jadi, tidak banyaklah, sebutlah seperti Garuda, Perum Bulog, kereta api, dan beberapa perbankan yang bergabung di Himbara, juga tanpa skema penguatan likuiditas maka perlu sulit utuk hisa di akhir kuartal tahun ini,” bebernya.

Selain itu, kondisi BUMN di sektor energi seperti PLN, Pertamina dan Krakatau Steel juga mengalami guncangan dahsyat sebelum dan sesudah dilumpuhkan Covid-19.

“Dari yang sekarat ini sebelum Covid, seperti Krakatau Steel, Pertamina PLN, termasuk yang akan mendapatkan, baik dalam bentuk dana talangan, atau dalam bentuk PNM, atau bentuk dana kompensasi. Sebetulnya sebelum Covid ini mereka sudah jauh agak kesulitan dari segi keuangan,” tandasnya.