Farah Quinn, Eks Pelayan Restoran Yang Kini Jadi Chef Berharta Rp.70 Miliar

Sosok Farah Quinn memang dikenal sebagai seorang chef yang sukses di Indonesia. Namun, banyak dari mereka yang tidak tahu bahwa dia melalui berbagai perjuangan untuk bisa menjadi mencapai kesuksesan tersebut. Perjuangannya dimulai saat dia bersekolah di Amerika.

Pada awalnya, Farah pergi ke Amerika untuk mengikuti program pertukaran pelajar. Kemudian, karena merasa senang tinggal di sana, Farah akhirnya memutuskan untuk kuliah jurusan finance sekaligus di Indiana University of Pennsylvania.

Dia mengambil jurusan tersebut karena ingin membekali diri agar bisa menghasilkan uang banyak.

Setelah lulus, Farah ingin menggeluti bidang kuliner karena temannya merasa dirinya memiliki bakat di situ. Akan tetapi, Farah mendapat kabar kalau orang tuanya sudah tidak bisa membiayai hidupnya di Amerika.

Saat itu memanglah bertepatan dengan krisis moneter ’98, sehingga orang tuanya hanya bisa membantu Farah apabila dia kembali ke Indonesia. Namun, Farah tidak ingin kembali ke Indonesia karena sudah terlanjur nyaman tinggal di Amerika.

Akhirnya, dia memutuskan untuk membiayai sendiri. Farah memberanikan diri mengambil keahlian khusus bidang pastry di Pittsburgh Culinary Institute. Farah bercerita kalau selama bersekolah di situ, ia terpaksa bekerja sampingan untuk membiayai pendidikannya.

Pagi hingga sore fokus sekolah, kemudian sore hingga malamnya Farah bekerja di restoran sebagai pelayan. Farah mengakui bahwa masa-masa itu adalah masa tersulitnya.

Ia mengatakan kalau orang tuanya tidak mempunyai uang cukup untuk menjenguknya di Amerika. Begitu pula sebaliknya.Hal itu menyebabkan Farah harus menahan diri dari bertemu dengan keluarga di Indonesia selama lima tahun lamanya.

Namun, hal itu tidak menyurutkan semangatnya untuk meniti karier di negeri Paman Sam. Setelah lulus dari Pittsburgh Culinary Institute, Farah pindah kerja ke sebuah resort di Arizona untuk menambah pengalaman dan jam terbang.

Farah sukses meniti karirnya sebagai chef saat mendapat kesempatan belajar langsung dengan chef kenamaan Ewald Notter dan Colette Peters yang terkenal ahli dalam menghias kue.

Semakin hari, karirnya terus beranjak naik hingga mampu mendirikan restoran bintang empat di Amerika bersama suaminya Carson Quinn yang diberi nama Camus.

Tak hanya bertitel bintang empat, restoran milik Farah dan suaminya itu mendapatkan berbagai penghargaan bergengsi. Dari momen itulah, wajah Farah jadi sering terpampang di koran dan majalah kuliner di Amerika. Karier sebagai chef profesional pun makin melejit.

Farah ternyata punya catatan bersejarah tersendiri dari masakannya. Pada acara perkumpulan ekonomi politik tahunan atau G8 yang diadakan di Sea Island, Georgia, Farah berkesempatan menghidangkan dessert penutup.

Atas bimbingan Chef James Mullaney, kreasi dessertnya mampu memukau ibu negara Laura Bush dan para delegasi dunia lainnya.

Kini, dengan latar belakang pendidikan bisnis, Farah memiliki sejumlah bisnis kuliner yang menjanjikan. Di antaranya adalah Gemi Food, Queen Apple Malang, hingga Lola Chips dan Lola Banana. Dilansir dari Celebrity How, usaha yang dimilikinya ini memberikan Farah kekayaan sekitar Rp 70 miliar.

Tak hanya di bidang bisnis, ketenaran Farah ternyata dihembus kru televisi. Farah kemudian sering muncul di acara masak di televisi, salah satunya Ala Chef di Trans TV pada 2008.

Ia juga pernah menjadi juri di acara kompetisi masak The Big Break yang tayang di Asian Food Channel. Tak lama, Farah dikenal luas sebagai selebriti chef.

Hal tersebut tentunya membuat Farah banjir penghargaan. Pada 2013, ia mendapat penghargaan sebagai Presenter Hobi dan Gaya Hidup Terfavorit Panasonic Gobel Award.

Perusahaan Air Asia Indonesia kemudian melirik prestasinya. Ia kemudian dijadikan Duta In-Flight yang memberikan kesempatan bagi Farah untuk menghidangkan sajian khas Nusantara bagi para penumpang selama setahun. {kumparan}