Soroti Transparansi Data Corona Indonesia, AHY: Ibarat Puncak Gunung Es

Kasus positif COVID-19 di Indonesia telah mencapai 266.845 pasien sejak corona mewabah awal Maret. Bahkan, penambahan kasus pada Jumat (25/9) mencapai rekor yakni 4.823 pasien dalam 24 jam.

Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyebut besarnya jumlah korban di seluruh dunia akibat corona, khususnya di Indonesia, merupakan harga mahal yang dibayar untuk menebus sikap abai, angkuh, dan menganggap remeh, serta inkonsisten dalam menghadapi pandemi.

Bahkan, AHY menilai, kemungkinan kasus yang terkonfirmasi tidak menunjukkan keadaan yang sebenarnya.

Ia mengibaratkan data kasus corona yang disampaikan ke masyarakat bisa saja seperti gunung es, yang hanya terlihat di pucuknya. Padahal, jumlah sebenarnya bisa saja lebih tinggi namun tak terungkap.

“Harus kita akui bahwa Indonesia masih memiliki permasalahan tentang validitas dan transparansi data kasus akibat COVID-19,” kata AHY dalam pidato tertulisnya di HUT ke-19 Demokrat.

“Ini bisa saja layaknya puncak gunung es, just the tip of the iceberg,” lanjutnya.

Perumpamaan itu, kata AHY, terlihat dari jumlah tes corona di Indonesia yang masih jauh dari standar WHO yakni 1/1000 dari jumlah penduduk per minggu.

Selain itu, tingkat positivity rate atau perbandingan antara tes dengan jumlah kasus positif di Indonesia masih 14 persen, sedangkan standar WHO 5 persen.

“Hal ini tercermin, dari jumlah kasus positif yang ditemukan per jumlah tes di Indonesia yang masih 14%. Angka ini masih jauh di atas standar WHO sebesar 5%. Juga, tingkat kemampuan tes kita masih rendah dan tidak merata,” ucapnya.

Untuk itu, AHY meminta pemerintah berbenah dengan kebijakan testing yang lengkap meliputi testing, tracing, treating, isolating, dan containing.

“Kebijakan testing secara masif ini sangat mungkin meningkatkan kasus positif COVID-19 di masyarakat,” kata AHY.

“Namun, kita semua tidak perlu panik. Hasil testing yang menyeluruh ini, menjadi jalan menuju kesuksesan, di dalam mengatasi krisis COVID-19, sebagaimana pengalaman negara lain, yang dinilai sukses, dalam memerangi pandemi,” tutupnya. {kumparan}