Lewat VAR dan Penalti Saat Laga Sudah Tuntas, MU Kalahkan Brighton

Manchester United mengalahkan Brighton & Hove Albion lewat drama VAR yang berbuah penalti, meski laga sempat dinyatakan habis. Memangnya bisa seperti itu?

Laga Brighton vs MU di Amex Stadium, Brighton pada pekan ketiga Liga Inggris 2020/2021, Sabtu (26/9/2020) berjalan seru. Kedua tim saling berbalas gol hingga menit akhir.

Diawali oleh kebobolan dari penalti Brighton yang dieksekusi Neal Maupay di menit ke-40, Setan Merah bisa membalas lewat bunuh diri Lewis Dunk tiga menit berselang. Di babak kedua, Marcus Rashford bisa membalikkan keadaan, dan membawa MU unggul 2-1 atas Brighton pada menit ke-55.

Laga berjalan ketat di babak kedua, hingga akhirnya Solly March bisa menyamakan skor di menit ke-95. Sundulannya mengoyak gawang David De Gea, dan mengubah kedudukan menjadi 2-2.

Usai gol itu, MU nyaris kembali unggul lewat sundulan Harry Maguire di menit ke-90+7. Namun, tandukannya bisa dihalau, lalu peluit panjang pun dibunyikan wasit Chris Kavanagh. Laga bubar, dan pemain Brighton merayakan keberhasilannya mencuri poin atas MU.

Di saat bersamaan, pemain MU justru protes kepada wasit. Mereka merasa sundulan Maguire di menit akhir, sempat mengenai tangan Maupay. Wasit lantas menganulir peluit panjang, dan mengecek VAR.

Pada akhirnya, MU benar-benar mendapat penalti usai wasit menilai Maupay memang membuat hand ball. Bruno Fernandes lantas maju menjadi eksekutor, dan bisa membawa MU menang 3-2.

Perdebatan terjadi di media sosial, sebab MU mendapat penalti saat laga sudah bubar. Pertanyaannya, apakah bisa VAR membatalkan laga yang sudah habis dan melanjutkan laga sesuai peristiwa terakhir?

Jawabannya adalah iya. Momen hand ball Maupay terjadi sebelum peluit panjang dibunyikan wasit. Artinya, pelanggaran yang tercipta masih dalam pertandingan, dan VAR bisa atau berhak meninjaunya kembali sebab tak ada batasan waktu.

Setelah ditinjau, maka wasit berhak melanjutkan pertandingan sesuai hukum pertandingan yang berlaku. Dengan situasi itu, maka MU bisa mendapat penalti, dengan melanjutkan pertandingan lagi.

“Proses peninjauan harus diselesaikan seefisien mungkin, tetapi akurasi keputusan akhir tetap lebih penting daripada kecepatan. Untuk alasan ini, dan karena beberapa situasi rumit dengan beberapa keputusan / insiden yang dapat ditinjau, tidak ada batas waktu maksimum untuk proses review,” tulis pernyataan IFAB.

“Wasit kemudian bisa mengambil/mengubah/membatalkan setiap tindakan disipliner (jika sesuai) dan memulai kembali permainan sesuai dengan Hukum Permainan,” jelas pernyataan IFAB. {detik}