News  

Terimbas Pandemi, AirAsia X Bakal Setop Beroperasi di Indonesia

AirAsia X Bhd (Berhad) memutuskan untuk melakukan likuidasi operasional di Indonesia lantaran imbas pandemi sejak bulan Maret lalu.

Proses likuidasi termasuk menyelesaikan penjualan harta perusahaan, penagihan utang, pelunasan utang, dan penyelesaian sisa harta pemilik perusahaan.

Deputy Chairman AirAsia X, Lim Kian Onn menyatakan, perusahaan telah menghapus bukukan 49 persen sahamnya di Thai AirAsia X. AirAsia X merupakan penerbangan jarak jauh untuk regional Asia.

Upaya likuidasi tersebut merupakan strategi perusahaan untuk membayar utang USD 15,3 miliar. Persetujuan ini membutuhkan persetujuan dari investor dan kreditor.

“Negosiasi awal dengan kreditor sulit karena mereka kecewa,” urai Lim seperti yang dilansir melalui Bloomberg, Senin (19/10).

Menurut Lim, pihak kreditor telah meminta persyaratan yang lebih baik, termasuk ekuitas gratis untuk utang yang dihapuskan.  “Sesuatu yang tidak mungkin dipenuhi oleh maskapai penerbangan,” tambahnya.

Lim menambahkan, semua pihak menginginkan kesepakatan yang terbaik melalui jalan tengah. “Tidak ada yang bisa mendapatkan keuntungan dari penutupan usaha kami,” katanya.

Jika rencana penyelamatan mendapat persetujuan, perusahaan harus menegosiasikan kembali setiap kontrak dan akan melakukan yang terbaik untuk menjaga kepentingan semua pemangku kepentingan.

Adapun Maskapai AirAsia X pertama kali dioperasikan pada tahun 2006. Selanjutnya penerbangan perdana menuju Australia pada tahun 2007 setelah perusahaan melakukan rebranding. Bali menjadi salah satu destinasi AirAsia X, dari total 26 destinasi di seluruh Benua Asia.

Profil AirAsia X dan Bedanya dengan AirAsia Indonesia

AirAsia X merupakan lini bisnis dari AirAsia Group yang mengelola pesawat berbadan lebar untuk penerbangan rute jauh (antarbenua). Maskapai AirAsia X langsung berada di bawah AirAsia Bhd yang pusatnya di Malaysia.

Sementara AirAsia Indonesia, merupakan maskapai nasional yang merupakan joint venture antara AirAsia Bhd dengan investor Indonesia. Karena regulasi Indonesia tak mengizinkan maskapai asing melayani penerbangan domestik. {kumparan}