News  

Disiplin Protokol Kesehatan Jadi Kunci Utama Kebangkitan Pariwisata Indonesia

Kunci keberhasilan pariwisata agar dapat segera rebound adalah pelaksanaan protokol kesehatan berbasis Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability (CHSE) atau kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan dengan baik dan disiplin di setiap destinasi wisata.

“Dan (dilakukan) oleh para pelaku sektor pariwisata khususnya pelaku industri kreatif. Sebagaimana dikutip dari laman Kemenparekraf, CHSE diterapkan pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta Gumilar Ekalaya, dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 24 Desember 2020.

Saat ini, lanjutnya, pemerintah fokus menggaet wisatawan domestik ketimbang menarik wisatawan asing. Hal ini karena pertimbangan pandemi covid-19 yang masih terjadi di seluruh dunia.

Untuk industri, pemerintah juga membuat panduan teknis dalam menjalankan protokol kesehatan.

“Misalnya hotel dan restoran masing-masing untuk membuka kegiatan tersebut, itu dilakukan dalam rangka mempersiapkan tahapan selanjutnya yakni prakondisi.

Dalam prakondisi ada simulasi, ada edukasi, dan sosialisasi yang nantinya benar-benar meyakinkan pemerintah daerah untuk bisa memutuskan buka atau tidaknya destinasi wisata tersebut,” ucapnya.

Ia mendorong agar semua kegiatan yang dilakukan menerapkan secara ketat alur CHSE.

Seperti semua pengunjung atau penikmat seni dan pelaku kreatif untuk memakai masker, mencuci tangan dengan sabun atau cairan pembersih tangan, melakukan pengecekan suhu tubuh, dan mengatur jarak dengan minimal 1-2 meter antar orang-perorangan.

“Dalam kondisi sekarang ini seperti yang disampaikan Bapak Presiden RI, kesehatan harus dijaga dan kita harus menghambat penyebaran covid-19 tetapi ekonomi tetap berjalan. Untuk itu kita harus dapat melakukan penerapan protokol kesehatan seperti jaga jarak, pakai masker, cuci tangan dan sebagainya, itu yang penting,” jelasnya.

Menurutnya penerapan protokol kesehatan terlihat sederhana tetapi pada kenyataannya pelaksanaannya banyak yang tidak disiplin. “Hal ini harus kita dorong agar terus jauh lebih baik lagi,” urainya.

Selain itu, tambahnya, dengan pemanfaatan teknologi digital dalam industri pariwisata dan ekonomi kreatif yang semakin meningkat, pengguna dapat mengetahui industri kreatif dan destinasi wisata mana saja yang sudah tersertifikasi CHSE. Hal ini juga sekaligus sebagai momentum bagi ekonomi digital dan kreatif.

“Untuk ke depan perkembangan ekonomi digital dan kreatif akan semakin maju, karena orang-orang telah terbiasa menjalani konsumsi dengan pola digital seperti pada masa pandemi sekarang ini,” tuturnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, CHSE adalah pelaksanaan program hibah dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI terhadap pemerintah daerah untuk menjadi bagian dalam program penanganan dampak ekonomi dan sosial dari pandemi covid-19 terutama pada sektor pariwisata dan pada sektor lainnya.

Pelaksanaan program CHSE ini diperuntukkan bagi pegawai hotel, restoran dan juga masyarakat, yang salah satunya adalah masyarakat pelaku industri kreatif di DKI Jakarta.

“Saya mewakili Pemprov DKI Jakarta mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI yang telah bersama-sama dengan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta berkolaborasi dalam pelaksanaan kegiatan yaitu Bimtek CHSE untuk masyarakat pelaku industri kreatif di DKI Jakarta,” pungkasnya. {medco}