News  

Sederet Maskapai Ini Bangkrut Usai Kecelakaan, Bagaimana Nasib Sriwijaya Air?

Pesawat milik maskapai penerbangan Sriwijaya Air mengalami kecelakaan pada Sabtu siang (9/1). Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak milik mereka diperkirakan jatuh di sekitar Pulau Lancang, Kepulauan Seribu.

Pesawat jenis Boeing Co 737-500 itu mengangkut sebanyak 62 orang, terdiri dari 40 penumpang dewasa, 7 anak-anak, dan 12 kru pesawat.

Berkaca pada kasus yang sudah-sudah, insiden jatuhnya pesawat berujung pada kebangkrutan maskapai. Hal itu tampak pada sederet peristiwa kecelakaan yang terjadi sebelumnya, baik di dalam maupun luar negeri.

Pada awal tahun 1982, kejadian tersebut dialami pesawat 90 Air Florida yang mengalami kecelakaan di Washington DC, Amerika Serikat. Pesawat jenis Boeing 737-200 ini mengangkut 74 penumpang. Dua tahun setelah insiden, maskapai dinyatakan bangkrut.

Nasib serupa juga dialami maskapai penerbangan asal Mesir, Flash Airline, pada tahun 2004. Pesawat jenis Boeing 737-300 jatuh di Laut Merah dan menewaskan 148 penumpang. Hanya dua bulan berselang bagi Flash Airlines untuk dinyatakan bangkrut.

Di Indonesia, kebangkrutan setelah mengalami insiden dialami oleh maskapai Adam Air. Izin terbang maskapai tersebut dicabut oleh Departemen Perhubungan pada Maret 2008 setelah mengalami kecelakaan berkali-kali.

Lantas bagaimana dengan nasib Sriwijaya Air?

Pengamat dari Arista Indonesia Aviation Center, Arista Atmaji, menilai nasib Sriwijaya ke depan akan bergantung pada hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Arista menilai, masih terlalu prematur menyatakan Sriwijaya bakal bernasib serupa dengan maskapai terdahulu yang tutup akibat insiden. Baru sekali mengalami kecelakaan juga bakal menjadi bahan pertimbangan.

“Kalau dari track record untuk kecelakaan, selama ini cukup baik dan baru kali ini langsung fatal. Kalau menyimpulkan habis ini bangkrut itu masih prematur,” ujar Arista kepada kumparan, Minggu (10/1).

Kendati begitu, persoalan keuangan perusahaan mau tak mau akan kian berat. Mengingat insiden terjadi di tengah pandemi COVID-19, saat okupansi penerbangan tergerus sangat dalam.

Insiden pesawat Sriwijaya Air jatuh kata Arista, bakal berdampak pada kepercayaan masyarakat untuk terbang. Walaupun dengan catatan bisa saja hal itu terjadi untuk jangka waktu yang singkat.

“Jadi tergantung hasil investigasi akhir KNKT. Sementara jangka pendek iya (kehilangan kepercayaan), tapi nanti juga lupa,” ujarnya. {kumparan}