Polisi Berhasil Akhiri Drama Penculikan Ketua KPU

Kemarin, Kamis (8/2/18), terjadi penculikan. Tidak tanggung-tanggung yang menjadi korbannya adalah Ketua KPU Sumatera Utara. Kejadian ini berlangsung begitu cepat. Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut, Mulia Banurea diculik sejumlah orang bersenjata laras panjang. Bahkan salah seorang dari penculik menembak seorang petugas yang mengawal Mulia.
Penculikan terjadi saat Mulia baru saja keluar dari kantornya dengan menggunakan mobil dinas yang dikawal sejumlah petugas. Belum jauh dari kantornya, pengawal Mulia sadar bahwa mobil mereka diikuti mobil lain.
Karena curiga, sopir mobil Mulia kemudian melakukan manuver zig-zag untuk mengecoh mobil yang membuntuti mereka. Tapi ternyata dari mobil tersebut terdengar suara tembakan yang membuat mobil yang ditumpangi Mulia, terpaksa berhenti.
Begitu mobil berhenti, sejumlah orang berbadan tegap dan bertopeng kemudian terlihat dari mobil yang membuntuti tersebut. Mereka mendekati mobil dan menodongkan senjata laras panjang ke arah mobil.
Polisi Berhasil Akhiri Drama Penculikan Ketua KPUDengan sigap pengawal Mulia keluar dari mobil dan melakukan penyerangan. Mereka sempat terlibat perkelahian sebelum satu tembakan melumpuhkan sang pengawal. Para pria itu kemudian membawa paksa Mulia dari mobil dan menggiring Mulia ke mobil mereka. Mulia kemudian disekap dalam satu bangunan dan dijaga ketat para penculik.
Pihak Kepolisian yang mendengar informasi penculikan itu langsung melakukan operasi pembebasan. Polisi sudah menerima informasi keberadaan Ketua KPU dari intelijen di lapangan. Mereka langsung menggeruduk bangunan itu. Beberapa personel Brigade Mobil (Brimob) tampak turun dari helikopter.
Meski sudah terkepung, para penculik tidak gentar. Mereka malah menembak kaki Mulia. Para penculik meminta tebusan sebesar Rp. 5 miliar untuk ditukar dengan Mulia. Tidak perlu waktu lama, tebusan uang itu langsung datang dibawa menggunakan mobil.
Tak lama setelah para penculik mengambil tas tersebut, tiba-tiba terdengar tembakan dan mereka langsung roboh. Yes, ternyata sudah ada dua penembak jitu yang disiagakan jauh dari lokasi penyekapan. Polisi kemudian merangsek masuk ke bangunan itu dan melumpuhkan para penculik.
Polisi Berhasil Akhiri Drama Penculikan Ketua KPUMulia pun diselamatkan dengan luka tembak di bagian kaki. Ambulans yang bersiaga langsung mengevakuasi Mulia ke rumah sakit terdekat. Beberapa petugas lain tampak memasukkan jenazah penculik ke kantung mayat. Operasi penyelamatan berhasil dilakukan oleh kepolisian.
Namun semua aksi itu bukanlah kejadian sebenarnya. Peristiwa itu merupakan bagian dari Simulasi Sistem Pengamanan Kota yang digelar untuk pengamanan Pilkada Serentak 2018 mendatang. Simulasi tersebut digelar oleh Polda Sumut di areal Lapangan Udara (Lanud) Soewondo, Polonia, Medan, Kamis (8/2/2018).
Kapolda Sumut Irjen Paulus Waterpauw mengatakan, Simulasi ini dilakukan untuk mempersiapkan personelnya dalam menghadapi ancaman serupa.
“Berkaitan dengan proses keamanan yang kita lakukan, kerawanan ini dimulai pada kegiatan aktifitas kampanye. Tim pemenangan yang akan menggelar kampanye akan jadi atensi kami. Kedua, tentu penyelenggara sendiri. Karena penyelenggara ini adalah pihak yang rentan mendapat intimidasi dan kekerasan,” kata Paulus.
Selain skenario penculikan ketua KPU, polisi juga melakukan skenario lainnya. Misalnya penanganan massa yang ricuh saat unjuk rasa di KPU Sumut. Bahkan polisi juga sudah siap jika ada ancaman bom terjadi saat gelaran Pilkada.
“Kita tidak ingin kebobolan dalam pelaksanaan Pilkada serentak ini. Sehingga kita benar-benar mempersiapkan diri dari seluruh kemungkinan gangguan keamanan yang ada,” tandas Paulus.