News  

Tokoh Agama Di Bali Dituding Cabuli Umatnya Saat Sembahyang di Pura Tampaksiring

Seorang tokoh agama di Bali atau disebut sebagai sulinggih berinisial IWM (38) dituding melakukan tindakan pencabulan terhadap umatnya, seorang perempuan berusia 33 tahun.

Kasi Penerangan Kejati Bali A Luga Harlianto mengatakan, pencabulan yang dilakukan IWM diduga terjadi pada Sabtu (4/7/2020) sekitar pukul 01.00 WITA.

Pencabulan dilakukan saat upacara spiritual melukat atau pembersihan diri di Pura Campuhan Pakerisan, Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali.

IWM telah ditetapkan sebagai tersangka. Berkas perkaranya telah dinyatakan lengkap dan kini kasusnya telah dilimpahkan dari Polda Bali ke Kejaksaan Negeri Denpasar.

“Hari ini, Rabu tanggal 24 [Maret], JPU telah menerima penyerahan tersangka dan barang bukti untuk perkara pencabulan di Tukad Sampuan, Pakerisan, Tampak Siring, Gianyar, dengan terdakwa berinisial IMW yang terjadi pada 4 Juli sekitar pukul 01.00 WITA,” kata A Luga Harlianto kepada wartawan.

IWM dijerat dengan Pasal 289, Pasal 290 ayat (1), Pasal 281 KUHP atas dugaan tindak pidana pencabulan. Dia diancam hukuman penjara 7 atau 9 tahun.

Luga mengatakan, IWM akan ditahan selama 20 hari dan dititipkan di Rutan Polda Bali. Dari sisi kesehatan IWM dinilai sehat dan telah menjalani swab corona dengan hasil negatif.

“Adapun dasar penahanannya, pertama memenuhi syarat objektif yaitu ancaman pidana di atas 5 tahun. Kedua, syarat subjektif ada kekhawatiran dia melarikan diri atau mengulangi perbuatannya,” kata Luga.

Sementara itu, kuasa hukum IWM bernama I Made Adi Seraya membantah tudingan tersebut. Dia menyatakan, akan membuktikan IWM tidak bersalah di muka persidangan. Dia juga sedang berupaya untuk mengajukan penangguhan penahanan IWM.

“Dari klien kami berpikir sampai saat ini, peristiwa itu tidak pernah terjadi dan sampai saat ini pun beliau menyangkal melakukan perbuatan itu. Sampai saat ini, tidak ada saksi yang melihat, suami korban juga ada di situ, yang terjadi hanya melukat biasa dan besoknya Hari Saraswati korban sembahyang lagi ke beliau dan setelah itu baru timbul masalah,” kata Adi. {kumparan}