News  

Gajinya Lebih Kecil Dari Penjual Martabak, Mendag Lutfi Ngaku Salah Pilih Pekerjaan

Mendag Muhammad Lufti menilai, pasar digital Indonesia semakin menggeliat di masa pandemi. Konsumsi masyarakat banyak beralih ke platform digital yang bisa diakses dari rumah, termasuk memesan makanan.

Lufti pun dibuat kaget dengan penjualan martabak via aplikasi Gojek yang mencapai Rp 500 miliar di Jakarta antara tahun 2017 atau 2018. Penjualan makanan manis itu bahkan lebih besar dari gajinya.

“Berapa gerai martabak yang kita punya di Jakarta? Kalau jualan seribu martabak, pendapatan penjualannya bisa lebih besar dari gaji saya. Saya pikir saya salah memilih pekerjaan,” katanya dalam dalam diskusi Inaugural Indonesia Policy Dialogue ‘The Future of Indonesia’s Foreign Trade’ secara daring, Kamis (22/4).

Tak hanya bisa menjual berbagai kebutuhan melalui online, pasar digital Indonesia di masa pandemi juga masuk ke layanan belajar secara online melalui berbagai platform. Sektor kesehatan pun demikian.

Dia melihat anak usia sekolah 7-8 tahun sangat mahir dalam mempelajari dan mengikuti pelajaran dari guru secara online.

“Online membuat sekolah jadi mudah, meski memiliki guru yang berkualitas itu soal lain. Tapi, dengan adanya platform ini kita bisa memiliki kualitas edukasi secara online,” katanya.

Meski begitu, dia mengatakan ada sisi tidak sehatnya juga dari meningkatnya aktivitas yang serba digital ini. Alasannya, karena muncul banyak marketplace yang tidak bersaing dengan sehat. Salah satunya banting harga atau diskon dari barang impor yang mematikan produk lokal.

Lutfi pun tengah menggodok aturan baru mengenai permainan harga dari marketplace agar menguntungkan semua pihak, terutama produsen lokal. Dia juga akan mengatur lagi perpajakan barang impor yang banyak dijual di marketplace. {kumparan}