Kandidat Tunggal, Legenda Denmark Poul-Erik Hoyer Larsen Jadi Presiden BWF Ketiga Kalinya?

Legenda bulutangkis Denmark, Poul-Erik Hoyer Larsen berpeluang besar menjadi Presiden Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) untuk ketiga kalinya setelah menjadi kandidat tunggal.

Melaui situs resminya, Rabu (21/04/21), BWF mengumumkan bahwa hanya ada satu calon untuk tiga posisi di Dewan Eksekutif, yaitu Poul-Erik Høyer (Denmark) di posisi Presiden BWF.

Dilanjutkan Khunying Patama Leeswadtrakul (Thailand) yang menjadi kandidi di posisi Wakil Presiden BWF, dan Paul Kurzo (Swiss) di posisi Para Badminton.

Dengan tidak adanya pihak oposisi pada ketiga posisi tersebut, itu artinya ketiganya berpeluang besar menduduk posisi yang sama di periode berikutnya.

Khusus legenda Denmark, Poul Erik Hoyer Larsen, jika terpilih kembali menjadi Presiden BWF, itu artinya legenda bulutangkis Denmark akan menduduk posisi yang sama untuk kali ketiga.

Jika terpilih yang ketiga kalinya sebagai Presiden BWF, Poul Erik Hoyer Larsen akan memiliki satu periode lagi untuk menduduki posisi tersebut, karena maksimalnya adalah empat periode.

Wacana Perubahan Sistem Skor di RUPS ke-82 BWF

Pemilihan Dewan BWF akan diselenggarakan di Rapat Umum Tahunan (RUPS) yang ke-82 pada 22 Mei 2021 yang diselenggarakan secara virtual. Seluruh pemungutan suara akan dilakukan secara virtual.

Dalam RUPS ke-82 BWF, tidak hanya akan dibahas perihal pemilihan Dewan Eksekutif, tetapi ada agenda lain yang akan masuk dalam pembahasan yaitu perihal perubahan sistem skor yang direncanakan menjadi 11 x 5.

Usulan perubahan sistem skor datang dari PBSI dan Asosiasi Bulutangkis Maladewa yang sudah didukung oleh Konfederasi Bulutangkis Asia. Perihal perubahan sistem skor memang sudah pernah dibahas sebelumnya.

Pada 2018 hal yang sama pernah dibahas, tetapi dari 252 suara yang masuk, 129 mendukung perubahan sistem skor. Supaya bisa disetujui harus 2/3 yang setuju, dan akhirnya karena mayoritas tidak banyak yang mendukung, sistem perubahan skor pun ditunda. {indosport}