News  

Anies-AHY Atau Anies-Puan Di Antara Prabowo-Puan

Popularitas Anies Baswedan makin melambung. Sulit terbendung menuju Pilpres 2024. Mulai banyak yang ‘melirik’ dan ‘merapat’ untuk 2024.

Jajak pendapat beberapa lembaga survei, selalu menempatkan nama Anies Baswedan berada di posisi puncak. Sering saling tukar posisi dengan Prabowo Subianto. Suatu kesempatan Prabowo nomor 1. Kesempatan lain, Anies berjaya dan makin kokoh di nomor 1.

Apalagi Ganjar Pranowo terganjal di partainya sendiri, PDIP. Semakin menguntungkan posisi Anies Baswedan. Ganjar makin terjepit kecuali ada partai lain melirik.

Sementara pesaing Anies lainnya, sebut saja Sandiaga Uno dan Ridwan Kamil semakin sulit mengejar posisi Anies Baswedan. SSU dan RK harus punya prestasi monumental untuk mendongkrak elektabilitas. Tidak cukup dengan ‘selfie’.

Tidak salah jika ada politisi dan lembaga survei mulai mewacanakan duet Anies-AHY, seperti yang dilontarkan Igor Dirgantara, Direktur Lembaga Survei dan Polling Indonesia. Menurut Igor Dirgantara, pasangan Anies-AHY bisa dibilang merupakan antitesa dari kepemimpinan Jokowi.

Atau wacana duet Puan-Anies seperti yang diusulkan oleh politisi PDIP, Effendi Simbolon. Ia mengusulkan, pasangan Puan-Anies. Menurutnya, pasangan tersebut merupakan kombinasi yang pas antara nasionalis dan religius seperti dilansir dari suara.com (30/5/21).

Hanya saja, posisi Puan Maharani sebagai Capres berpasangan dengan Anies Baswedan sebagai Cawapres kurang menguntungkan. Sosok Puan Maharani tidak terlalu ‘menjual’ dan menjanjikan untuk menjadi pemenang pada Pilpres 2024.

Soalnya, Puan belum punya prestasi monumental, selain sering disebut-sebut dalam skandal e-KTP dan Bansos.

Elektabilitas Puan Maharani pun sangat rendah dan stagnan. Jauh dibawah Anies dan rekan separtainya, Ganjar Pranowo.

Faktor gender akan menjadi penghalang terbesar bagi Puan Maharani bila ‘memaksakan’ diri menjadi calon RI 1 di negara yang mayoritas Islam. Pengalaman Megawati pada Sidang Umum MPR tahun 1999 bisa jadi rujukan. Megawati harus puas menjadi Wakil Presiden mendampingi Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Selain itu, Anies Baswedan belum tentu mau jadi Wakilnya Puan Maharani. Lain soalnya bila usulan Effendi Simbolon dibalik, Anies-Puan. Peluang untuk menang Pilpres 2024 semakin besar.

Masalahnya, duet Anies-Puan hampir tidak mungkin bisa direalisasikan. Walaupun pasangan yang ideal, relijius-nasionalis dan sangat menjanjikan untuk menang pada Pilpres 2024.

Pasangan Anies-Puan sulit terwujud karena sudah ada deal-deal politik antara Megawati, Prabowo dan Jokowi. Melalui lobby politik naik MRT dari Lebak Bulus – Senayan dan lobby nasi goreng ala Megawati.

Kabarnya, dicapai kesepakatan antara Megawati, Prabowo dan Jokowi duet Prabowo – Puan untuk Pilpres 2024.

Dengan alasan inilah sebagai ‘perekat’ hati Jokowi, kenapa Gerindra lebih ‘mati-matian’ memenangkan Gibran jadi Walikota Solo dan Bobby Nasution jadi Walikota Medan. Kabarnya, mereka berdua digadang-gadang untuk DKI 1 dan Sumut 1 sebagai kompensasi tambahan deal politik Megawati, Prabowo dan Jokowi untuk 2024.

Bandung, 19 Syawal 1442/31 Mei 2021
Tarmidzi Yusuf, Pegiat Dakwah dan Sosial