Arie Kriting Kritik Ditunjuknya Nagita Slavina Jadi Duta PON XX Papua

Arie Kriting melayangkan kritikan soal Nagita Slavina ditunjuk menjadi Duta PON XX Papua. Kritikan tersebut ia tuliskan sebagai caption unggahan Instagram.

Mengenai ditunjuknya Nagita Slavina dan suaminya, Raffi Ahmad, sebagai Duta PON XX Papua memang sudah diumumkan oleh mereka menjelang April lalu. Terkait itu, Arie Kriting punya alasan mengapa dirinya baru melontarkan kritik sekarang.

“Sebenarnya sudah sejak awal saya merasa ada yang janggal dengan hal ini, tetapi saya menunggu tanggapan dari saudara-saudari asli Papua terkait dengan hal ini,” tulis aktor berusia 36 tahun itu.

Arie Kriting kemudian menyinggung perihal cultural appropriation yang bisa ditimbulkan terkait ditunjuknya Nagita Slavina sebagai Duta PON XX Papua. Menurutnya, yang seharusnya ditunjuk adalah perempuan Papua.

“Penunjukan Nagita Slavina sebagai Duta PON XX Papua ini memang pada akhirnya dapat mendorong terjadinya Cultural Appropriation. Seharusnya sosok perempuan Papua, direpresentasikan langsung oleh perempuan Papua,” tulisnya.

Suami Indah Permatasari tersebut mengaku paham bahwa popularitas Nagita Slavina memang dibutuhkan dalam hal sosialisasi PON XX Papua. Alhasil, meski tetap berpegang teguh pada ketidaksetujuannya, Arie Kriting memberikan solusi.

“Tapi kita juga menyadari bahwa kapabilitas Kak Nagita dalam membawa misi sosialisasi untuk PON XX Papua ini sangat dibutuhkan. Solusi dari saya, Duta PON XX Papua harus tetap perempuan Papua. Angkat lagi salah satu sosok perempuan Papua, @mikhelia atau @nereputri atau siapa yang dirasa memadai,” tulis Arie Kriting.

“Tokoh Perempuan Papua ini bisa mendampingi kaka Boaz Solossa sebagai Duta PON XX Papua. Kakak Raffi Ahmad dan Nagita Slavina bisa diposisikan sebagai sahabat Duta PON XX Papua karena jelas, kekuatannya untuk mendorong sosialisasi PON XX Papua ini sangat dibutuhkan,” lanjutnya.

Ya, Arie Kriting menyebut dua nama figur publik, yakni Nowela Idol dan Putri Nere, yang menurutnya lebih cocok menjadi Duta PON XX Papua dibandingkan Nagita Slavina.

“Menurut saya dengan kehadiran sosok perempuan Papua sebagai Duta PON XX Papua, akan menghindarkan terjadinya Cultural Appropriation dan menjadi sinyal baik bagi pengakuan kita atas keberagaman Indonesia.

Pada akhirnya nanti kesuksesan PON Papua tidak hanya tercapai secara pelaksanaan event, tetapi juga sukses menjadi perekat kesatuan bangsa. Mari kita tunjukkan dan banggakan keberagaman kita sebagai Bangsa Indonesia. Salam sayang untuk semua,” tulisnya.

“Memang ada info kalau Raffi dan Nagita menjadi icon PON Papua, bukan Duta. Tapi isunya adalah Cultural Appropriation. Pada akhirnya yang disorot media akan seperti ini. Perempuan Papua, tidak direpresentasikan dengan baik. Makanya, mending Sahabat Duta saja, biar tidak tumpang tindih,” tambah Arie Kriting menutup tulisannya. {kumparan}