Naik Helikopter, Ustadz Abdul Somad Pusing

Ustadz Abdul Somad

Untuk pertama kalinya Ustadz Abdul Somad, dai kondang dari Riau, menginjakkan kaki di Way Kanan, Lampung.

Sejak tiba pada Kamis (5/4/2018) sore hingga Jumat (6/4/2018), ia merasa sangat dimuliakan dan seperti berada di tengah kampung halaman sendiri.

Lalu, Jumat pagi mengahadiri acara di Lapangan Rusunawa 2, Blambangan Umpu. Kemudian ia kembali ke Jakarta pada Jumat sore.

“Saya dimuliakan di Way Kanan ini. Dijemput di Bandara di Bandar Lampung, kemudian dibawa ke Way Kanan. Saya betul- betul merasa sebagai tamu terhormat, luar biasa,” katanya saat memberikan tausiah di hadapan ribuan umat Islam di Lapangan Rusunawa 2.

Beberapa bulan lalu ada dua orang utusan Pemkab Way Kanan yang datang ke Pekanbaru untuk mengundangnya.

Setelah selesai, Ustadz Abdul Somad bertanya kepada temannya yang orang Lampung. “Way Kanan jauh?” Sang teman menjawab, “Oh, jauh Ustadz, lima jam perjalanan lewat darat.”

Rupanya, kata Ustadz Abdul Somad, Bupati Way Kanan Raden Adipati paham, kalau Ustaz Somad tiba di Bandar Lampug sore, terus naik mobil lima jam, kemudian jam 8 malam tausiah, ustaznya bisa mati.

“Saya tidak ada minta apa-apa. Saya dari dulu ceramah tak pernah request harus pakai pesawat kelas bisnis, harus pakai helikopter, nggak pernah. Sekali pun tidak,” kata dosen di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau ini.

Tiba-tiba, kata Ustadz Abdul Somad, saat tiba di Bandar Lampung ia dibawa dari ruangan VIP keluar ke tanah lapang, dan ia melihat sudah ada helikopter yang dipersiapkan.

“Saya langsunglah foto-foto di depan helikopter itu. Langsung saya kirim ke kawan-kawan. Biar tahu mereka bahwa saya pernah naik helikopter,” ujarnya.

Setelah naik helikopter, barulah Ustadz Somad pucat. “Tapi saya tak takut. Karena di sebelah saya ada Pak Bupati. Kalau mati ‘kan berdua,” ujarnya berseloroh.

Sampai di Way Kanan, Ustadz Somad mengaku hatinya lapang dan tenang. Kamis petang tausiah bada magrib, ramai jamaah yang hadir. Jumat Subuh pun, jamaah melimpah ruah.

Yang membuatnya serasa bagai di kampung sendiri adalah ia diajak makan di tengah keluarga Bupati Raden Adipati.

“Tidak hanya sebagai tamu undangan kabupaten, tapi ia juga diberi tempat di tengah keluarga. Masya Allah, hati betul-betul tenang dan lapang,” ungkapnya.