Pembagunan Mass Rapid Transit (MRT) mencapai 92,5 persen terhitung 31 Maret 2018. Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan 8 persen pekerjaan yang belum selesai meliputi pekerjaan entrance interior dan pekerjaan sistem.
Diketahui dari total pembangunan konstruksi 92, 5 persen, terdiri dari konstruksi stasiun layang 89,19 persen, stasiun bawah tanah 95,83 persen dan raiway, trackwork serta roling stock mencapai 77,5 persen.
“Jadi beberapa harus kita kerjakan sekarang itu seperti rel kereta itu juga harus kita selesaikan, kerjaan power on memasukkan listrik ke dalam sistem ini dan itu yang sekarang sedang kita kerjakan untuk mengerjakan jadi 100 persen,” kata William saat di Depo MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Kamis (12/4/2018).
William menjelaskan kereta MRT akan mulai ujicoba dalam track pada Agustus 2018 mendatang. Sedangkan ujicoba pada seluruh track Lebak Bulus – Bundaran HI akan dilakukan pada Desember 2018. Dalam ujicoba tersebut, kata William MRT belum menyertakan penumpang di dalamnya.
“Itu akan menandai dimulainya sebuah proses yang disebut dengan integrated testing and commissioning. Dan pada bulan Desember itu adalah proses trial run di mana proses untuk menjalankan kereta tapi belum penumpang jadi kita kan punya 3 bulan trial run sebelum operasi komersial dilaksanakan pada bulan Maret tahun depan,” terang William.
William menambahkan MRT tidak menemukan kendala berarti dalam pembangunan transportasi integrasi tersebut. Meski demikian William mengakui menghadapi tantangan dalam integrasi itu sendiri.
“Challenge kita paling utama adalah memastikan proses integrasi karena ini adalah bukan hanya pekerjaan konstruksi tapi mengintegrasikan konstruksi sistem kemudian kereta mulai ditesting dengan persiapan melakukan operasi. Jadi tadi Pak Gubernur sudah katakan masinis seluruh pegawai yang melaksanakan operation command control itu sudah harus mulai masuk. Jadi tantangannya adalah mengintegrasikan seluruh aspek dalam persoalan,” pungkas William.