FX Hadi Rudyatmo Semangati Barisan Celeng Tak Putus Asa Dukung Ganjar Pranowo

Suhu politik di internal PDIP sudah mulai memanas meski pilpres digelar masih tiga tahun lagi. Masalah internal itu makin rumit setelah kader PDIP pendukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo maju sebagai capres 2024 disebut celeng oleh Ketua DPD PDIP Jateng Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul.

Hal itu membuat Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo, geram atas ucapan Bambang Pacul soal istilah celeng. Bahkan, Rudy menyebut ucapan tersebut tidak pernah memakai logika.

Rudy sendiri pun sudah memastikan dukungannya kepada Ganjar dalam Pilpres 2024 nanti.

“Jika besok bangsa Indonesia besok ingin mendapatkan anugerah, kalau bahasa Jawa-nya ganjaran, ya Ganjar Pranowo,” kata Rudy, Jumat (15/10).

Ia memastikan terkait dukungan dan deklarasi itu tidak perlu dipersoalkan. Sementara yang menentukan siapa capres yang akan diusung PDIP pada Pilpres 2024 adalah Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

“Jangan membuat istilah sendiri (celeng). Yang berhak memberikan sanksi itu DPP PDIP,” ucap dia.

Rudy kemudian menyinggung konotasi istilah celeng tidak semuanya negatif. Ia mengingatkan pesan orang tua yang menyebut jika jalan jangan seperti celeng lurus.

“Pesene wong (pesannya orang tua) tua nek mlaku mbuk aja kayak celeng (kalau jalan jangan seperti celeng). Celeng itu kan jalannya lurus, sehingga kalau yang mendeklarasikan itu ya sesungguhnya tegak lurus,” tegas Rudy.

Lebih lanjut, ia mengingat pemilihan presiden tidak hanya PDIP yang memilih. Sebab, rakyatlah yang memilih siapa calon pemimpin mereka yang baru.

“Kalau saya malah lebih senang menyebut banteng celeng. Jadi jangan putus asa, jangan sakit hati bagi teman-teman yang deklarasi dikatakan celeng (dukung Ganjar),” tandasnya.

Bambang Pacul sebelumnya menyebut kader PDIP pendukung Ganjar sebagai capres 2024 bukan lagi banteng tetapi celeng.

Selain dianggap bukan bagian dari banteng, kader yang mendeklarasikan Ganjar sebagai capres juga dianggap telah keluar dari barisan partai, lantaran mendahului keputusan Megawati. {kumparan}