News  

Abdillah Toha: Berapa Ratus Miliar Telah Dikeruk Para Kapitalis Dari Bisnis Tes PCR?

Pemerintah telah menetapkan bahwa tes PCR menjadi syarat wajib bagi para calon penumpang pesawat terbang. Kabarnya, harga tes PCR mengalami lonjakan tinggi bahkan mencapai angka Rp 1,9 juta di Bali.

Menanggapi lonjakan hargas tes PCR yang tinggi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) resmi menurunkan harga tes PCR menjadi Rp 300 ribu.

Tak hanya itu, lanjut Luhut, Jokowi pun meminta agar masa pemberlakuan wajib tes PCR itupun diperpanjang.

“Arahan Presiden agar harga PCR dapat diturunkan menjadi Rp 300 ribu dan berlaku selama 3×24 jam untuk perjalanan pesawat,” ujarnya.

Lebih lanjut, Menko Marves itu mengatakan bahwa syarat wajib tes PCR untuk moda transportasi pesawat ditujukan untuk menyeimbangkan relaksasi pada aktivitas masyarakat, terutama sektor pariwisata.

Terlebih, menjelang libur natal dan tahun baru, pemerintah berupaya waspada dalam mengantisipasi kasus covid-19 yang kini berangsur menurun.

“Saya mohon, kita sudah cukup pengalaman menghadapi ini. Jangan kita emosional menanggapi apa yang kami lakukan,” ucapnya.

“Saya bertanggung jawab atas hal ini dan kalau ada hal yang kurang jelas, kami sangat siap untuk berikan penjelasan. Dan kalau ada alternatif yang bisa diberikan, kami juga senang,” sambungnya.

Menanggapi hal tersebut, pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) lantas buka suara.

Melalui akun Twitter pribadinya @AT_AbdillahToha, nampak mempertanyakan, berapa ratus miliar rupiah yang telah dikeruk oleh para pengusaha dan kapitalis dari bisnis PCR di Indonesia.

“Bayangkan berapa ratus milyar telah dikeruk sebelum ini oleh pengusaha/kapitalis bisnis kesehatan dari bisnis PCR,” katanya dilansir Galamedia dari akun Twitter @AT_AbdillahToha pada Selasa, 26 Oktober 2021.

Dalam unggahannya, Toha lantas mengungkapkan, negara tidak boleh membiarkan praktik pasar bebas dalam sektor kesehatan. “Dalam sektor kesehatan negara tidak boleh membiarkan berlakunya sistem pasar bebas,” terangnya.

Tak berhenti disitu, Toha juga turut mempertanyakan kenapa Indonesia sendiri tidak mampu seperti India yang bisa menetapkan harga obat yang terjangkau bagi masyarakat.

“Kenapa kita tidak bisa seperti di India dimana harga obat bisa sangat murah?” ujarnya.

Unggahan Toha tersebut lantas dibanjiri komentar beragam dari netizen.

“India semua bikin sendiri pak, nah kalo kita?,” ucap akun @GigVantasma.

“Kan legislator sebagian besar kapitalis…jadi ya gitudah,” kata akun @Her_d_Brankas.

“Trilyunan,” kata akun @legod0965.

“Disaudi arabia yg menggunakan tranportsi udara untuk penerbangan domistic tak usah PCR asal sdh di vaksin 2 x cukup aplikasi TAWAKKALNA. PCR hanya untuk penerbangan internasional,” ucap akun @AbuZaky28997779. {PR}