News  

Pendukung Anies Baswedan Bukan Kelompok Radikal

Baru-baru ini seorang pengamat menuturkan bahwa Anies Baswedan dipersepsikan dekat dengan kelompok radikal. Selanjutnya, pengamat tersebut menyebut; ini bisa menjadi batu sandungan bagi Anies Baswedan menuju perhelatan Pilpres 2024.

Sebagai orang yang banyak berkecimpung dalam dunia dakwah sejak kuliah, penulis heran dengan pendapat pengamat tersebut. Betapa tidak, hari gini masih jualan isu radikal radikul. Jualan isu radikal radikul sudah tidak laku lagi man. Jadilah pengamat yang menjunjung tinggi kebenaran. Bukan pengamat partisan yang bersuara berdasarkan besar kecilnya amplop.

Apakah yang dimaksud dengan kelompok radikal itu kelompok Islam yang taat? Apakah pantas memberikan stigma ummat Islam yang taat menjalankan perintah agamanya disebut dengan radikal? Bukankah ini pola komunis dengan kemasan pengamat.

Islam taat tidak identik dengan teroris. Bom sana bom sini. Rampok sana rampok sini. Bukan pula identik dengan intoleran. Bakar-bakar tempat ibadah ummat beragama lain. Ummat Islam yang taat itu, tidak akan berbuat kerusakan. Karena berbuat kerusakan bukan ajaran Islam. Islam itu Rahmatan lil ‘alamin.

Ummat Islam tidak anti Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Radikalisme dan terorisme adalah isu yang sengaja diproduksi oleh kelompok Islamphobia.

Apakah stigma radikal radikul ini sengaja dilontarkan untuk menjauhi pemilih Islam dengan Anies Baswedan? Mendowngrade Anies Baswedan dengan isu radikal radikul.

Yang agak aneh, pengamat tersebut tidak menyebut pihak-pihak yang mau mengganti Pancasila dengan Trisila dan Ekasila sebagai kelompok radikal.

Bahkan, sosok yang diopinikan sebagai peraih elektabilitas dua besar versi lembaga survei partisan. Disebut-sebut kandidat presiden 2024 tersebut sebagai kader partai pengusung RUU HIP/BPIP tidak disinggung sama sekali sebagai kelompok radikal.

Kenapa bila ada tokoh muslim yang taat seperti Anies Baswedan selalu dipersepsikan dan dipropagandakan dekat dengan kelompok Islam taat dengan labeling radikal?

Boleh dan sah-sah saja bila ada pengamat partisan mendukung salahsatu Calon Presiden 2024. Akan lebih baik lagi dengan tidak memberikan labeling dan mendowngrade sosok lain yang berpeluang besar memenangi kontestasi Pilpres 2024.

Bandung, 24 Rabiul Awwal 1443/31 Oktober 2021
Tarmidzi Yusuf, Pegiat Dakwah dan Sosial