News  

Anies Diserang Anies Bertahan

Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta merupakan salahsatu calon kuat Presiden 2024 selain Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.

Dari ketiga calon tersebut, Anies dinilai paling sering digoyang. Dicari-cari kesalahannya. Tujuannya? Apalagi kalau bukan mengganggu program dan elektabilitas Anies.

Survei terakhir yang dirilis oleh Poltracking (25/10). Posisi Anies berada di posisi ketiga dengan elektabilitas 13,5%. Ganjar Pranowo berada diposisi puncak 22,9%. Bahkan Ganjar berhasil menyalib posisi Prabowo Subianto yang meraih 20%.

Kenaikan elektabilitas Ganjar Pranowo banyak dipertanyakan. Polanya mirip Jokowi menjelang 2012 dan 2014. Ganjar Pranowo dibesarkan oleh media dan lembaga survei tapi minim prestasi sebagai Gubernur Jawa Tengah. Tidak menutup kemungkinan suatu saat Ganjar akan masuk gorong-gorong seperti halnya pernah dilakukan Jokowi.

Berbeda halnya dengan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Segudang prestasi telah diraih Anies. Yang paling spektakuler adalah Jakarta International Stadium (JIS). JIS didesain sebagai stadion modern yang menelan biaya Rp 4,4 triliun dengan mengacu pada standar FIFA dan dapat digunakan untuk berbagai kegiatan. Atap Stadion Buka-Tutup (Retractable Roof).

Inilah empat serangan beruntun terhadap Anies:

Pertama, Pemanggilan Gubernur Anies oleh Polda Metro Jaya pada 17 November 2020 terkait kerumunan massa saat pernikahan putri Habib Rizieq Shihab dan penyelenggaraan Maulid Nabi di Petamburan, Jakarta Pusat pada Sabtu, 14 November 2020.

Gubernur Anies menjalani pemeriksaan selama kurang lebih 9,5 jam dengan 33 pertanyaan. Polda Metro Jaya memanggil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait adanya dugaan tindak pidana dalam penyelenggaraan acara keramaian di tengah Covid-19.

Kedua, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengundang Gubernur DKI Anies Baswedan pada Selasa (21/9/2021).

Anies memenuhi undangan KPK terkait kasus dugaan korupsi pengadaan lahan di Munjul, Kelurahan Pondok Ranggon, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur pada tahun 2019. https://radaraktual.com/77211/anies-baswedan-diundang-kpk-pesanan-elit-politik-dan-konglomerat-hitam.html

Ketiga, Interpelasi Formula E oleh 2 Fraksi DPRD DKI, yaitu PDIP dan PSI dengan 33 anggota. Interpelasi terhadap Gubernur Anies kandas karena tidak mencapai quorum. Link: ‘Peluru Kosong Interpelasi Anies

Keempat, Kemarin (4/11) KPK mengumumkan sedang melakukan penyelidikan dugaan korupsi penyelenggaraan Formula E di Jakarta. Nilai dugaan korupsi versi massa pendemo super fantastis, Rp 1,3 triliun. Lain pula menurut PDIP, potensi pemborosan anggaran mencapai Rp 4,48 triliun.

Tiga serangan beruntun terhadap Gubernur Anies kandas. Kasus kerumunan Petamburan, kasus tanah Munjul dan interpelasi oleh Fraksi PDIP dan PSI. Anies dengan mudah selamat dari serangan.

Kini Anies ‘diserang’ lagi oleh penyelenggaraan balap Formula E. Kali ini KPK turun tangan pasca kandasnya interpelasi PDIP dan PSI di DPRD DKI Jakarta. Kemungkinan besar KPK pun akan kandas. Hasil audit BPK menunjukkan tidak ada korupsi proyek Formula E.

Dilansir dari keterangan resmi Pemprov DKI Jakarta dalam situs Pejabat Pengelola Informasi Dokumentasi (PPID), Rabu (29/9/2021), DKI Jakarta hanya dibebankan biaya commitment fee senilai Rp 560 miliar. Uang tersebut diperuntukkan bagi tiga musim tersisa penyelenggaraan Formula E.

“Anggaran yang dibayar oleh Pemprov DKI hanyalah commitment fee awal saja yang telah dibayar pada tahun 2019, selanjutnya akan dilaksanakan oleh Jakpro secara murni B to B (business to business) melalui sponsorship,” tulis Pemprov DKI Jakarta.

Menurut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, DKI akan mendapatkan perputaran ekonomi sekitar Rp 1,2 triliun dari Formula E. Rencananya balapan Formula E akan digelar 4 Juni 2022.

Serangan beruntun terhadap Anies makin menguatkan sinyal penjegalan Anies Baswedan menuju 2024. Sesuai prediksi, penyelenggaraan balap Formula E akan melambungkan nama Anies di dunia internasional maupun nasional hingga tahun 2024.

Ditambah kinerja Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta makin kinclong. Walaupun Anies sering ‘diganggu’ oleh PDIP dan PSI. Justeru ‘gangguan’ kedua partai oposisi Anies tersebut menguntungkan Anies secara politik. Rakyat bersimpati dan empati sama Anies.

Bandung, 29 Rabiul Awwal 1443/5 November 2021
Tarmidzi Yusuf, Pegiat Dakwah dan Sosial