Mohamed Salah Lawan Islamofobia Dengan Prestasi

Mohamed Salah Liverpool

Serangan teroris di Eropa – terlebih lagi Inggris – memunculkan sikap Islamofobia. Dengan gol-gol dan kecintaannya pada sepakbola, Mohamed Salah melawan itu semua.

Dalam setidaknya tiga tahun terakhir terjadi tiga kasus penyerangan bom di Inggris yakni di London (2017), Manchester (2017), dan London (2015).

Rangkaian kejadian itu memunculkan reaksi Islamfobia di negara tersebut yang diikuti dengan kebencian dan sikap anti-Islam yang terus muncul.

Dalam kondisi seperti itu kemunculan Salah di Liverpool dianggap telah menampilkan sisi Islam yang berbeda, yang kerap tak diberitakan media-media. Salah telah menjadi idola baru Kopites dan disaat bersamaan berperan sebagai duta dan telandan Islam.

“Itu (apa yang dilakukan Salah) fantastis. Itulah yang kita butuhkan di periode seperti ini,” ucap Juergen Klopp saat ditanya kemunculan Salah di tengah gelombang kebencian pada Islam.

“Melihat anak mudah yang cakap ini, penuh kegembiraan, penuh cinta, penuh persahabatan, penuh segalanya. Dia berada di dunia di mana kita semua kesulitan memahami apa yang terjadi di dunia ini,” lanjut Klopp dikutip dari The Sun.

Mohamed Salah bukan hanya menjadi sosok muslim berprestasi di lapangan, dia juga menjadi contoh atas nilai-nilai kedermawanan dan kepedulian sosial pemeluk Islam.

Salah memiliki yayasan di Mesir yang dia jalankan untuk menyalurkan bantuan bagi warga di sana. “Mo (Salah) adalah duta yang sempurna untuk Mesir, untuk seluruh dunia Arab,” lanjut Klopp.