News  

Ribuan Warga Parongil Usir LSM Yang Sering Catut Nama Untuk Tolak Investor Tambang

Ribuan warga yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Lingkar Tambang (Almas Lintang) Silima Pungga Pungga turun ke jalan melakukan aksi demonstrasi menuntut Yayasan Diakonia Pelangi Kasih (YDPK) dan jaringannya untuk pergi dari kampung mereka.

Aksi tersebut dilakukan dengan membawa spanduk dan poster yang berisikan berbagai tuntutan. Ribuan warga dari sejumlah elemen ini melakukan aksi di depan Kantor Camat Silima Pungga Pungga yang kemudian dilanjutkan dengan melakukan long march sampai ke kantor YDPK di Parongil.

Aksi ini dilakukan sebagai wujud kekecewaan masyarakat atas tindakan yang dilakukan oleh YDPK selama ini. YDPK kerap mengatasnamakan masyarakat lingkar tambang dalam menyatakan berbagai sikapnya, sementara masyarakat tidak pernah merasa secara sadar menyatakan hal-hal tersebut.

Sebagai Yayasan keagamaan, YDPK juga dinilai tidak memiliki kapasitas dalam menyampaikan informasi terkait dengan pertambangan dan lingkungan kepada masyarakat, sehingga YDPK harus bertanggungjawab atas ketakutan masyarakat yang diakibatkan oleh penyebaran informasi yang mereka lakukan selama ini.

“YDPK tidak selayaknya bicara soal lingkungan dan tambang dikarenakan YDPK tidak memiliki kompetensi soal itu. Perbuatan YDPK dan jaringannya selama ini telah berakibat tersendatnya kegiatan dan aktivitas PT DPM sehingga banyak warga yang tidak lagi bisa bekerja.” Kata koordinator aksi, Sahbin Cibro

Menurut Sahbin Cibro, hal ini membuat warga lingkar tambang cukup marah dengan YDPK dan LSM jaringannya yang kerap mengatasnamakan warga lingkar tambang untuk menolak kehadiran investor. “Padahal YDPK sama sekali bukanlah warga asli dari lingkar tambang”. tuturnya.

Dalam orasinya warga menolak keras kehadiran YDPK, warga menuding yayasan ini telah memperovokasi warga untuk anti terhadap investor tambang di Kecamatan Silima Pungga Pungga. Selain itu akibat provokasi yayasan ini membuat aktifitas PT DPM saat ini terhenti.

Sebagai wujud kekecewaan, sebelum membubarkan diri warga menutup pintu masuk kantor yayasan tersebut dengan poster dan spanduk yang bertuliskan kecaman terhadap yayasan keagamaan ini.