News  

Upah Buruh Indonesia Tertinggal dari Vietnam

Said Iqbal Buruh Indonesia

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyebut buruh-buruh Indonesia tidak mendapatkan kehidupan yang layak dan tak sebanding dengan kondisi buruh Vietnam.

Said juga menyatakan kenaikan pendapatan berbanding kenaikan harga yang harus ditanggung buruh di Indonesia tak sebanding dengan buruh di Vietnam.

“Pendapatan buruh Vietnam itu USD 181 dengan harga beras hanya Rp. 4.600 kalau dirupiahkan, sedangkan buruh Indonesia gaji hanya USD 174 rata-rata dengan harga beras mencapai Rp. 11 ribu hingga Rp. 12 ribu,” kata Said Iqbal dalam orasinya di depan Istana Negara, Jakarta, Selasa (1/5).

Pada 2018 ini upah minimum di Vietnam berkisar pada USD 122-176, sementara di Indonesia pada kisaran USD 109-274. Negara ASEAN dengan upah minimum tertinggi adalah Thailand dengan kisaran USD 293-313.

Selain membandingkan kondisi upah minimum pekerja, Said juga menyebut ketimpangan pun kerap terjadi di Indonesia dengan kenaikan berbagai kebutuhan pokok yang kian mencekik buruh.

“Pendapatan segitu-segitu saja, tapi harga kebutuhan justru naik. Apa ini adil?,” kata Said.

Dia juga menyinggung akses yang diberikan kepada Tenaga Kerja Asing. Menurutnya, di saat banyak tenaga kerja asal negeri sendiri membutuhkan lapangan kerja justru pemerintah malah mempermudah tenaga kerja asing tak berkeahlian untuk bekerja di Indonesia .

“Bukan anti-TKA, bukan anti-China, kami akan terima kalau buruhnya skill, ini buruh unskill,” kata dia.

Said kemudian meminta para buruh untuk tak lagi memilih Joko Widodo dalam Pilpres 2019 mendatang. Dia mengatakan, rakyat terutama buruh tak seharusnya mendukung pemimpin yang tak pro terhadap rakyat dan kesejahteraan buruhnya sendiri.

“Jangan pilih Presiden yang tak pro-buruh, yang menyiksa buruh,” kata Said.