News  

Semua Serba Salah Sistem!

Dalam perjalananku ada beberapa hal menarik pandangan mata. Di lampu merah ada laki-laki kumal rambut merah bukan karena cat rambut melainkan sering terpapar sinar matahari. Tanganya menggenggam sulak sambil berusaha membersihkan kaca mobil yang berhenti. Terkadang ditolak pemilik mobil terkadang juga ada yang memberi uang seribu atau dua ribu rupiah.

Kupandangi bajunya yang compang camping bahkan celana camelnya juga tidak kalah memprihatinkan. Dalam batin ada rasa iba demi keluarga rela tidak memperhatikan harga diri tapi sedetik kemudian ada prasangka, jangan-jangan itu baju kerja agar mendapat simpati saja. Ini salah sistem.

Lanjut perjalanan tidak kalah membuat prihatin ada laki-laki tua renta memanggul krupuk gadung belum di goreng di jajakan dilampu merah. Dalam batin saya berontak ini bapak seharusnya sudah duduk manis dirumah menimang cucu sambil banyak beribadah, namun masih dihadapkan pada kerasnya kehidupan. Ini salah sistem.

Masih banyak lagi pemandangan yang memprihatinkan di jalanan yang tertangkap mata. Namun disisi lain ketika sampai rumah dan membuka handphon melihat foto pejabat selfi di tempat musibah, hanya mengelus dada sambil berucap semua serba salah sistem.

Dari beberapa fakta yang terindera mata diatas semua diakibatkan oleh penerapan sistem selain Islam. Karena dalam sistem Islam tidak ada penguasa yang membiarkan manusia menipu, di dalam sistem Islam tidak boleh merendahkan diri untuk mendapatkan harta di dalam Islam tidak ada pemerintah membiarkan rakyatnya tidak bisa makan dan laki-laki kuat tidak boleh berdiam diri maka pemerintah menyediakan lapangan kerja.

Membahas mengenai pengangguran tidak bisa dilepaskan dari dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal: Dalam hal ini pengangguran disebabkan karena beberapa hal.

Pertama adalah kemalasan individu. Sistem kapitalisme sekuler mempengaruhi cara berpikir masyarakat. Ingin kaya tapi tak mau bekerja keras, maunya instan dan kaya mendadak. Sehingga tidak dipungkiri jika kita temukan orang yang menjatuhkan harga diri demi meraup kapital sebanyak mungkin. Pengemis ternyata memiliki rumah gedong. atau sebaliknya menjadi penguasa dengan jalan pencitraan seolah-olah orang yang paling simpati terhadap bencana namun hanya fotonya saja yang berusaha disebar di berbagai media.

Kedua, rendahnya pendidikan dan keterampilan. Mau sekolah, biayanya mahal. Mau bekerja, tak punya kete­ram­pilan tersebab tak mengenyam pendidikan secara layak. Itulah fakta yang banyak terjadi di masyarakat. Jangankan yang tak sekolah, sarjana yang menganggur sangat banyak jumlahnya. Sungguh ini menjadi dilema.

Adapun faktor eksternal disebabkan, pertama: ketimpangan antara kebutuhan tenaga kerja dengan lapangan kerja. Jumlah lulusan banyak, sementara lapangan kerja tak banyak. Ketimpangan inilah yang memicu angka pengangguran terbuka. Kedua, kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat.

Ketiga, banyaknya tenaga kerja wanita. Secara faktual, perusahaan lebih suka menyerap tenaga wanita dibanding laki-laki. Secara sistem penggajian, kaum wanita lebih bisa diredam dibanding laki-laki. Menurut kapitalis, mereka lebih mudah diatur dan disetir dibanding laki-laki. Kondisi inilah yang menyebabkan banyaknya peng­ang­gur­an di pihak laki-laki.

Dalam sistem Islam, Khalifah ber­ke­wa­jiban memberikan pekerjaan kepada mereka yang membutuhkan sebagai realisasi Politik Ekonomi Islam. Rasulullah SAW. bersabda, “Imam/Khalifah adalah pemelihara urusan rakyat, ia akan dimintai pertanggung jawaban terhadap urusan rakyatnya.” (HR Bukhari Muslim).

Mekanisme yang dilakukan Khalifah dalam mengatasi pengangguran dan men­cip­ta­kan lapangan kerja secara garis besar dilakukan dengan dua mekanisme, yaitu mekanisme individu dan sosial ekonomi.

Dalam mekanisme individu, Khalifah secara langsung memberikan pemahaman kepada individu, terutama melalui sistem pen­di­dikan, tentang wajibnya bekerja dan kedudukan orang-orang yang bekerja di hadapan Allah SWT, serta memberikan keterampilan dan modal bagi mereka yang membutuhkan.

Ketika individu tidak bekerja, baik karena malas, cacat, atau tidak memiliki keahlian dan modal, maka Khalifah wajib memaksa individu bekerja serta me­n­ye­di­a­kan sarana dan prasarananya termasuk pendidikannya. Sebagaimana yang pernah dilakukan Khalifah Umar ra. ketika mendengar jawaban orang-orang yang berdiam di masjid saat orang-orang sibuk bekerja bahwa mereka sedang bertawakal

“Kalian adalah orang-orang yang malas bekerja, padahal kalian tahu bahwa langit tidak akan menurunkan hujan emas dan perak.” Lalu beliau mengusir mereka dari masjid dan memberi mereka setakar biji-bijian.

Selanjutnya mekanisme sosial dan ekonomi. Dalam bidang ekonomi kebijakan Khalifah adalah meningkatkan dan men­da­ta­ng­kan investasi halal untuk dikembangkan di sektor riil baik di bidang pertanian, kelautan, tambang, ataupun perdagangan.

Negara tidak akan memberi ruang berkembangnya sektor non riil seperti penerapan kapitalisme. Sebab, sektor non riil selain haram juga menyebabkan beredarnya kekayaan di seputar orang kaya saja.

Dalam iklim investasi dan usaha, Khalifah akan menciptakan iklim yang merangsang untuk membuka usaha melalui birokrasi sederhana, penghapusan pajak, dan melindungi industri dari persaingan yang tidak sehat. Pengangguran mudah diatasi dan lapangan kerja tercipta secara adil. Semua hal ini akan terwujud manakala sistem Islam diterapkan dalam institusi negara Khilafah Islamiyah.

Di dalam institusi negara Khilafah tidak ada pemerintah yang sibuk dengan pencitraan karena mereka orang-orang pilihan yang menyadari akan pertanggung jawaban kelak di akhirat atas jabatan dan atas usianya.

عن أبي ذرٍ رضي الله عنه، قال: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللّهِ أَلاَ تَسْتَعْمِلُنِي؟ قَالَ: فَضَرَبَ بِيَدِهِ عَلَىَ مَنْكِبِي. ثُمّ قَالَ: يَا أَبَا ذَرَ إنّكَ ضَعِيفٌ وَإنّهَا أَمَانَةٌ، وَإنّهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ خِزْيٌ وَنَدَامَةٌ، إلاّ مَنْ أَخَذَهَا بِحَقّهَا وَأَدّى الّذِي عَلَيْهِ فِيهَا

Suatu hari, Abu Dzar berkata, “Wahai Rasulullah, tidakkah engkau menjadikanku (seorang pemimpin)? Lalu, Rasul memukulkan tangannya di bahuku, dan bersabda, ‘Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau lemah, dan sesungguhnya hal ini adalah amanah, ia merupakan kehinaan dan penyesalan pada hari kiamat, kecuali orang yang mengambilnya dengan haknya, dan menunaikannya (dengan sebaik-baiknya).” (HR Muslim).

Maka telah jelas fakta yang terindera mata menunjukkan bahwa semua serba salah sistem! Dengan demikian mari kita campakkan sistem kapitalis liberal ini dan kembali pada sistem Islam agar pemandangan yang memprihatinkan itu tidak ada lagi dimuka bumi ini.wallahu a’lam bisshowab.

Ummu Dzakiyah