News  

Rhenald Kasali: 1 Dari 4 Juta Investor Saham Baru di Indonesia Sedang Ditipu Broker

Akademisi dan praktisi bisnis, Rhenald Kasali, mengatakan bahwa saat ini Indonesia sedang mengalami ledakan investasi. Ada sekitar 2 sampai 4 juta investor baru yang menanamkan modalnya di pasar modal Indonesia.

Mereka belajar menjadi seorang trader dengan melakukan transaksi saham dan sebagainya.

Namun di sisi lain, ada pihak-pihak tak bertanggung jawab yang mencoba memanfaatkan dan menipu mereka yang notabene masih baru dalam dunia pasar modal.

“Dan sekitar 1 juta di antaranya sedang mengalami penipuan, binary option, dan sebagainya yang dilakukan oleh orang-orang yang melakukan flexing,” kata Rhenald Kasali ketika memberikan sambutan dalam acara Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi DIY di Royal Ambarukmo, Sabtu (29/1).

Dia menjelaskan, flexing merupakan sebuah perilaku atau tindakan memamerkan kekayaan yang dimiliki seseorang kepada orang lain.

Banyak orang yang di media sosial memamerkan barang-barang mewahnya seperti mobil, rumah, hingga gaya hidup untuk menunjukkan kesuksesannya. Mereka seolah-olah untung besar dari bermain saham maupun komoditas yang lain, sehingga membuat banyak investor-investor baru tergiur.

“Mereka menunjukkan gaya hidupnya, rumah saya seperti ini, mobil saya seperti ini, padahal di belakang mereka ada broker yang membuat saudara-saudara akan diambil uangnya,” lanjut Komisaris PT Pos Indonesia ini.

Broker atau yang dikenal juga dengan istilah pialang, adalah individu atau perusahaan yang bertindak sebagai perantara antara investor dan pertukaran efek.

Saat ini masih banyak broker-broker ilegal yang berkeliaran, menawarkan keuntungan besar yang sangat menggiurkan investor-investor baru.

“Bisnisnya apa? Bisnis online. Enggak tahunya mereka broker dan sebagian adalah kepanjangan tangan dari orang-orang tertentu,” ujarnya.

Hal ini merupakan masalah serius yang harus dihadapi Indonesia. Jangan sampai gairah investasi yang sedang positif ini dibuat tak sehat oleh oknum-oknum tersebut.

Selain membuat ekosistem investasi yang tak sehat, mereka juga akan membuat anak-anak muda jadi takut untuk menanamkan investasi di pasar modal.

“Ini adalah persoalan besar yang harus kita hadapi ke depan,” kata Rhenald Kasali. {kumparan}