News  

Mengungkap Di Balik Aksi Demo Jokowi Mundur

Pembicaraan tentang Jokowi Mundur menjadi perbincangan yang paling heboh dan hangat, baik di dunia maya maupun dunia nyata.

Demonstrasi akhir-akhir ini kembali marak menuntut Jokowi Mundur. Media sosial diramaikan postingan Jokowi Mundur.

Emak-emak militan mulai turun gunung. Tuntutannya sama. Keluhan soal harga bahan pokok yang meroket dan ketidakadilan makin mengangah.

Isu desakan Jokowi Mundur menjadi menarik dan seksi. Sesama teman bisa berselisih paham bahkan bermusuhan bila tak mendukung Jokowi Mundur.

Yang penting Jokowi Mundur dulu. Soal siapa penyelenggara aksi demonstrasi yang mendesak Jokowi Mundur soal lain. Siapa aktor intelektual dibelakang aksi demo tidak penting. Yang penting Jokowi Mundur. Titik. Pikiran seperti ini bahaya. Rawan dimanfaatkan dan ditunggangi.

Itulah kesan penulis tangkap dari perbincangan di media sosial dan pantauan langsung di lapangan. Tak peduli siapa yang bakal menggantikan Jokowi Mundur seandainya Jokowi benar-benar mundur.

Kasak-kusuk politik yang beredar. Pengganti Jokowi 11-12 dengan Jokowi. Kalau begitu untuk apa aksi demo menuntut Jokowi Mundur. Toh pengganti Jokowi 11-12 dengan Jokowi.

Pernahkah aktivis atau peserta aksi demo Jokowi Mundur berpikir siapa pengganti Jokowi? Tidak hanya berhenti pada Jokowi Mundur tapi ikut mempersiapkan sosok pengganti yang dianggap pro rakyat dan pro perubahan.

Dari berbagai skenario pengganti Jokowi bila Jokowi mundur sebelum 2024. Rumor banyak menyebut. Calon pengganti Jokowi dari lingkaran istana dan orang dekat Jokowi. Orangnya 11-12 dengan Jokowi.

Skenarionya. Operasi intelijen. Perang urat syaraf. Cipta kondisi unjuk rasa besar-besaran yang digiring agar terjadi chaos. Sehingga ada alasan untuk darurat sipil atau militer. Ada celah pemilu ditunda. Estafet kepemimpinan nasional beralih ke sosok yang bisa diterima Jokowi, LBP dan Megawati. Penduduk Indonesia 270 juta lebih dan mayoritas Islam hanya ditentukan oleh segelintir orang. Miris sekali.

Pengganti Jokowi bukan Prabowo Subianto. Bukan pula Puan Maharani. Apalagi Anies Rasyid Baswedan. Secara konstitusi tidak ada celah Anies Baswedan bisa menggantikan Jokowi sebelum 2024. Jangan mimpi dan jangan tertipu propaganda buzzerp.

Lain ceritanya tahun 2024. Celah Anies Baswedan menjadi presiden menggantikan Jokowi melalui pemilihan umum terbuka sangat lebar. Hasil survei telah membuktikan itu.

Lalu siapa pengganti Jokowi andai Jokowi mundur atau dimundurkan sebelum tahun 2024? Misalnya tahun 2022 ini. Jawabannya kemungkinan besar Andika Perkasa.

Mengapa Andika Perkasa yang berpeluang menggantikan Jokowi? Andika Perkasa punya modal selain Panglima TNI juga mertuanya, Hendropriyono punya jaringan intelijen yang sangat kuat dan berpengaruh di Indonesia hingga hari ini.

Ini yang lebih penting. Andika Perkasa bisa diterima kelompok Megawati dan kelompok Jokowi-LBP ketimbang Prabowo Subianto. Andika Perkasa dianggap win-win solution bagi elite politik tertentu tapi bukan solusi bagi rakyat secara keseluruhan.

Pemikiran seperti inilah yang harus dikedepankan. Tidak berhenti pada tuntutan Jokowi Mundur tapi meneliti dan kritis terhadap penyelenggara aksi demo Jokowi Mundur. Bila perlu diteliti hingga aktor intelektual dibelakang aksi unjuk rasa.

Kecuali unjuk rasa yang diinisiasi oleh Persaudaraan Alumni 212 atau seruan aksi yang disampaikan oleh IB HRS. Baru keren itu. Tak perlu khawatir dimanfaatkan untuk kepentingan politik kelompok tertentu. Sebab, IB HRS sudah teruji berjuang ikhlas demi bangsa, negara dan agama.

Jangan sampai seperti kata peribahasa. Keluar dari mulut harimau masuk mulut buaya. Luput dari satu bahaya, jatuh kembali ke bahaya yang lain. Musibah bertubi-tubi.

Bandung, 12 Ramadhan 1443/14 April 2022
Tarmidzi Yusuf, Pegiat Dakwah dan Sosial