Sosialisasi Bangga Kencana, Dewi Asmara Ajak Warga Sukabumi Menata Keluarga Berkualitas

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar Sosialisasi dan KIE program Bangga Kencana bersama mitra kerja Dewi Asmara,S.H., M.H. dari komisi IX DPR RI Fraksi Partai Golkar.

Acara ini bertempat di Aula Kantor Desa Kompa, Kecamata Parung kuda Kabupaten Sukabumi, Rabu (20/04/2022).

Selain anggota Komisi IX DPR RI, turut hadir DR. Drs. Wahidin ,M.Kes, Kepala Perwakilan BKKBN provinsi Jawa Barat, Direktur Bina Kualitas Pelayanan KB BKKBN Martin Suanta, SE,M,SI dan Sekretaris Camat Parung Kuda, Ihsan Muhlis sani

Pada kesempatan tersebut Dewi Asmara mengharapkan remaja dapat menjadi motivator program Bangga Kencana melalui kegiatan remaja. Remaja yang luar biasa harus tumbuh menjadi generasi yang berkualitas.

Remaja juga merupakan calon pasangan usia subur yang akan membentuk keluarga dan merupakan calon orang tua bagi anak-anaknya, harus memiliki perencanaan dan kesiapan berkeluarga, pasangan yang sesuai untuk menikah adalah ketika keduanya sudah bisa hidup mandiri.

“Usia ideal menikah 21 tahun untuk wanita dan 25 tahun untuk laki-laki, jadilah remaja berkualitas agar nantinya juga terbentuk keluarga yang berkualitas,” ujar Wakil Ketua Umum Depinas SOKSI ini.

Legislator asal dapil Sukabumi ini menyatakan sebagai mitra kerja mengatakan bahwa peranan BKKBN dalam kondisi pandemi sangat diperlukan dalam menangani pengendalian penduduk.

“Karena angka kehamilan yang cukup tinggi disebabkan pasangan suami istri yang kebanyakan aktifitasnya di rumah saja. Apalagi di daerah pesisir yang jauh dari kota dikhawatirkan tidak terkendalinya pertumbuhan penduduk dan pemerintah di wakili Komisi IX DPR RI mendukung program dari BKKBN,” ungkap Dewi Asmara.

Lebih lanjut Dewi Asmara menjelaskan kepada para peserta sosialisasi, fungsi dan tugas BKKBN tidak hanya mengurusi soal alat kontrasepsi dan mengatur jumlah anak, tapi juga bagaimana meningkatkan kualitas keluarga Indonesia.

“BKKBN ini penting bagi pemerintah, kenapa? Karena kependudukan itu harus dikelola, karena jika tidak dikelola makin banyak penduduknya, makin banyak penduduknya yang pada gilirannya akan ditanggung negara, padahal dalam sebuah Negara, tatananan yang paling kecil itu adalah keluarga, bagaimana suatu keluarga itu tertata, misalnya anak-anaknya memiliki pendidikan cukup, tercukupi semua sandang pangan papan, kenapa karena kemampuan ekonominya cukup, tapi coba anaknya lebih dari dua, tiga, empat, lima, itu kan memberatkan,” pungkasnya.