Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto menyebut Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 di Indonesia adalah pesta demokrasi paling rumit sedunia. Dia memaparkan, dalam Pemilu 2019, masyarakat harus memilih calon presiden, calon anggota DPD, calon anggota DPR RI, calon anggota DPRD provinsi, dan calon anggota DPRD kabupaten/kota. Tidak hanya itu lembaran kertas suara Pemilu 2019 juga tidak disertai foto.
“Pemilu nanti, pileg dan pilpres bareng, diferensiasinya susah. Ini pemilu paling kompleks sedunia,” kata Airlangga dalam Pelantikan Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Golkar Jabar dan Seminar Nasional ‘Golkar Kembali ke Akar Rumput, Solusi Menurunnya Elektabilitas Golkar, 2019 Golkar Menang’ di Kantor DPD Partai Golkar Jabar, Jalan Maskumambang, Kota Bandung, Selasa (18/9/2018).
Dengan begitu, kata Airlangga, ada sekitar 400 variabel yang menjadi pilihan masyarakat. Karena itu, menurutnya, agenda yang penting untuk dilakukan setiap pengurus daerah adalah melakukan simulasi pemilihan. “Memang kompleks. Semua pengurus harus memperkuat kader. Kita harus realisasikan target nasional 18 persen atau 110 kursi. Di Jabar harus meraih 20 persen atau dari 15 kursi menjadi 22 kursi,” tegas dia.
“Paling menguntungkan kita itu lembar untuk DPR RI warnanya kuning. Mudah-mudahan diuntungkan dalam kertas pencoblosan, tapi simulasi juga sangat penting,” sambungnya. Airlangga menyatakan, raihan suara Golkar di Provinsi Jabar menjadi salah satu andalan Partai Golkar menjaring suara Pemilu 2019 yang jika dilihat dari pemilih tradisionalnya sudah ada 10 persen.
Airlangga menambahkan, pada 23 September 2018 DPP Partai Golkar akan melepas calon anggota legislatif (caleg) secara nasional sekaligus memberikan 1.000 bendera bagi setiap daerah pemilihan (dapil). “Partai Golkar menguasai kemenangan di sembilan provinsi dan 20 kabupaten/kota yang berpengaruh pada mesin partai. Jaringannya kuat, yang paling penting di 80 dapil dan punya minimal 80 kursi, itu 14 persen,” tandasnya.