News  

TKA China Banjiri Indonesia, Bang Yos: Lama-Lama Bangsa Kita Yang Terusir

Kepala BIN 2015-2016, Letjen TNI (Purn) Soetiyoso memperingatkan akan adanya kemungkinan China menguasai Indonesia.

Pria yang akrab disapa Bang Yos itu menuturkan bahwa banyaknya Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China yang datang ke Tanah Air bisa menjadi ancaman bagi pribumi.

“Kalau namanya investor, pembawa modal terus dia juga syaratnya boleh membawa tenaga ahli, itu biasa itu,” ucapnya, Sabtu, 21 Mei 2022.

“Tenaga ahli pun harus kita cek betul apakah memang bener-bener untuk pekerjaan itu orang Indonesia belum ada.

Kalau pun harus ngirim kan kira-kira 2-3 orang lah, dengan staf-stafnya mungkin 10 orang. Lah ini kan kita lihat kan membawa tenaga kerja, dan jumlahnya tidak sedikit,” kata Bang Yos menambahkan.

Meski begitu, dia menekankan bahwa dia membedakan etnis Tionghoa yang memang sudah ada di sini dengan pendatang yang merupakan TKA.

“Dalam konteks ini, saya ingin membedakan etnis Tionghoa yang sudah ada di sini. Kalau yang ada di sini kan memang nenek moyangnya ada di sini dulu ya, Bahkan nenek moyang ini ikut berjuang dalam revolusi dulu melawan Belanda, melawan Jepang,” tutur Bang Yos.

“Itu nggak ada masalah kan karena memang sudah menyatu dengan kita, sudah WNI. Bahkan mereka ini jadi pejuang-pejuang lewat olahraga, jadi mereka itu telah berkontribusi positif terhadap negara ini,” ujarnya.

“Saya hanya ingin membedakan antara etnis Tionghoa yang sudah ada ini, yang memang punya kontribusi terhadap pembangunan, dengan TKA yang datang itu,” ucapnya menambahkan.

Bang Yos kemudian mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kemungkinan orang China akan ‘menguasai’ Indonesia.

“Nah kan TKA di situ kan, pertanyaannya sekarang Setelah dia kerja di sini, sudah mapan, untuk apa dia pulang di sana? Dia di sana kerjaan susah, bersaing dengan banyak orang, di sini sudah mapan ya, punya penghasilan yang jelas,

kalau yang sudah berkeluarga keluarganya juga terurus karena konon katanya gajinya itu langsung dalam bentuk Yuan sudah di sana gitu, yang dikasihkan di sini hanya untuk sekadarnya ajalah, untuk beli kopi dan lain sebagainya gitulah, konon begitu ceritanya, aku nggak ngerti ya,” katanya.

“Jadi dia sudah mapan, sudah adaptasi, tentu lebih baik tinggal di sini kan? Di sini sudah punya penghasilan, tinggal ngurus kewarganegaraan, setelah ada warga negara tentu tinggal keluarganya juga nyusul ke sini kan, gitu kira-kira. Ini pikiran saya yang belum tentu benar,” tutur Bang Yos menambahkan.

Sebagai mantan anggota Intelijen, dia pun mengatakan bahwa dirinya selalu memperhitungkan kemungkinan terburuk dalam hal apapun, termasuk soal ‘serbuan’ TKA China ke Indonesia.

“Jadi supaya diketahui ya saya itu manusia intelijen gitu kan, jadi intelijen itu selalu memprediksi, mengantisipasi ke depan tuh terjadi sesuatu yang buruk, enggak memprediksi ‘Wah kalau bagus gimana ya’. Kalau bagus, enggak usah pikirin itu kan,” ujar Bang Yos.

“Lah orang ini kan jumlahnya tidak sedikit ya, dan kalau di Tiongkok memang harus KB wajib, anaknya hanya satu saja, itu kan setahu saya. Di sini dia bebas dia mempunyai anak berapa juga asal sanggup memeliharanya kan,” ucapnya.

“Itu suatu saat kan mungkin akan seperti itu dan jumlahnya tidak sedikit yang akan tinggal itu kan. Artinya, suatu saat, entah tahu kapan itu, bisa jadi mayoritas. Ya ini kan patut kita prediksi,” katanya menambahkan.

Sekali lagi, Bang Yos menekankan bahwa apa yang disampaikannya itu hanya sebuah kekhawatiran dari kemungkinan terburuk yang akan terjadi.

“Jadi sekali lagi, karena pola kerja intelijen itu adalah mendeteksi dini. JAdi ini kan masyarakat itu kan, tetapi karena punya latar belakang seperti itu kan boleh dong saya juga ikut-ikut deteksi dini itu tadi,” tuturnya.

“Terus pola berikutnya tentu cegah dini, saya sebenarnya niatnya itu hanya ingin mengatakan bahwa ada seperti ini mbok kita pikirkan bersama-sama cara jalan keluarnya Bagaimana ya, supaya ke depannya itu tidak terjadi yang seperti yang saya bayangkan tadi,” ujar Bang Yos menambahkan.

Dia juga mengaku lega jika memang para TKA China yang datang ke Indonesia ini nantinya akan kembali ke negara mereka.

Akan tetapi, perlu diwaspadai jika mereka justru ‘betah’ dan memutuskan untuk bertahan di Indonesia.

“Nah tentu saja mungkin segala yang ada di benak saya ini bisa aja salah, itu mungkin ada orang yang bisa menjelaskan ‘orang 100 persen jamin orang-orang itu kalau sudah selesai proyeknya akan kembali’, misalnya gitu kan,”,” kata Bang Yos.

“Nah itu kan diperlukan gitu ya, supaya orang itu tidak, kalau saya memang cemas jujur ajalah jadi sekali lagi mungkin saja yang saya pikirkan ini tidak akan terjadi, Alhamdulillah,” ucapnya.

“Tapi sekali lagi seorang intelijen berpikirnya selalu mengantisipasi kalau yang terburuk terjadi, yang terburuk itu adalah mereka tidak ada yang pulang lagi ke negaranya, tinggal di sini dengan keluarganya, lalu terus karena dia tidak mengenal KB, ya tentu saja secara hitungan akan menjadi mayoritas kan wajar saja,” tuturnya menambahkan.(Sumber)