Cekcok di Labuan Bajo, Politikus Demokrat Benny K Harman Dipolisikan Manajer Restoran Mai Ceng’go

Wakil Ketua Komisi III (Demokrat), Benny K Harman.

Anggota DPR RI Benny K Harman dilaporkan oleh Manajer Restoran Mai Ceng’go yang berada di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), ke Polres Manggarai Barat.

Dia dilaporkan atas dugaan melakukan kekerasan terhadap salah satu pegawai restoran tersebut.

Laporan polisi ini juga sudah sampai ke ke telinga Benny. Dia justru mempertanyakan alasan pelaporannya ke polisi tersebut.

“Bahwa hari ini saya dengar kabar bahwa saya dilaporkan oleh Manager Mai Cenggo ke polisi dengan tuduhan melakukan kekerasan,” kata Benny dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (27/5).

Dalam rekaman CCTV yang beredar, terlihat Benny sempat cekcok di restoran tersebut. Namun dia membantah melakukan kekerasan. Dia pun menceritakan kronologi versi dia terkait peristiwa di restoran tersebut.

Benny mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Selasa (24/5). Dia saat itu tengah bersama dengan istri dan anaknya makan di restoran Mai Cenggo sekitar pukul 12.30 WITA.

Benny mengaku saat masuk restoran, mereka diarahkan ke lantai bawah di dalam ruangan VIP Ber-Ac.

Ia pun memilih meja dari sekian meja yang ada, dan duduk di meja tersebut.

Saat itu, kata Benny, tidak ada tulisan atau pemberitahuan apa pun dari pihak resto bahwa meja yang ditempati sudah direservasi.

“Kami langsung duduk dan pesan makan. Setelah 15 menit duduk menunggu, kami pesan ikan gurami, ayam bakar, dan lain-lain dan juga minuman yang ditawarkan. Petugas restoran mencatat apa yang kami pesan dan diberi tahu kepada kami harus menunggu dan akan segera dilayani,” kata Benny.

15 menit kemudian, ia mengaku diberi tahu oleh pegawai restoran untuk meninggalkan ruangan karena ruangan sudah direservasi. Dia mengaku dipersilakan keluar.

“Saya tanya mengapa kami disuruh keluar, apakah kami tidak diperkenankan makan di ruangan yang ber-Ac. Memang saya pakai celana pendek dan baju kaus, lagi lusuh karena baru dari kerja kebun,” kata Benny.

“Karena merasa diperlakukan secara tidak wajar, kami bermaksud bertemu dengan Manager Resto atau pemilik resto, apa sebenarnya yang terjadi.

Kami beri tahu karyawan yang melayani untuk beri tahu manager atau pemilik bahwa kami ingin bertemu agar tidak terjadi salah paham,” sambung dia.

Benny pun datangi lagi pihak front desk dan meminta agar bisa bertemu dengan pihak manager atau pemilik.

Di front desk, ia mengaku menerima informasi bahwa tamu telah reservasi per telepon setelah ia dan keluarga ke tempat itu.

“Sehingga kami makin merasa bahwa kami diperlakukan semena-mena,” kata Benny.

Di sebuah ruangan, Benny pun menyampaikan kekecewaan atas perlakuan yang ia dan keluarga terima. Ia merasa diperlakukan dengan tidak beradab.

“Ini kan daerah destinasi pariwisata super premium. Kalo kami diperlakukan begini, apalagi rakyat kecil. Kami mohon penjelasan apa sebenarnya yang terjadi dan alasan apa kami diusir dari ruangan itu,” kata Benny.

Namun, manager restoran saat itu, kata Benny, tengah berada di Denpasar Bali. Dia pun bertanya kepada karyawan siapa yang menyuruhnya keluar dari ruangan VIP, tetapi tidak dijawab. Di situlah cekcok terjadi.

Saat itu, Benny mengaku hanya mendorong muka karyawan restoran tersebut, tak lakukan kekerasan. Di ruangan tersebut juga terdapat seorang ibu-ibu.

“Saya mendorong mukanya si karyawan dan mengingatkan agar perlakuan terhadap pengunjung harus sopan dan santun.

Saya juga meminta ibu yang duduk di ruangan agar memberikan perlakuan yang wajar kepada setiap tamu yang datang,” kata Benny.

Setelah bertemu dengan ibu yang dia duga sebagai pemilik restoran, Benny dan keluarga pun menyampaikan rasa kecewa dan keluar mencari restoran lain.

“Pihak restoran yang diwakili oleh Ibu Kiki dan Rikardo selaku karyawan yang mengusir kami telah menyampaikan permohonan maafnya atas kesalahan mereka,” kata Benny.

Setelah mendengar kabar dia dilaporkan ke polisi, Benny pun mempertanyakan alasannya. Terlebih, kabar yang beredar bahwa Benny melakukan kekerasan dengan menampar sebanyak tiga kali kepada karyawan resto.

“Kekerasan apa yang saya lakukan? Bukankah pihak Manager Resto Mai Cenggo yang sebenarnya telah melakukan kekerasan perlakuan terhadap kami?” kata Benny.

Dia pun menyatakan akan melaporkan balik ke polisi atas laporan tersebut. Laporan dilayangkan terkait dugaan pencemaran nama baik dan hoaks.

“Pihak kami akan mengajukan laporan polisi atas perbuatan tidak menyenangkan yang kami terima dan juga melaporkan ke polisi pencemaran nama baik, hoaks, dan menyebarkan informasi sesat kepada publik,” pungkas Benny.

(Sumber)