Airlangga Hartarto Terpilih Sebagai Presiden, Ini yang Akan Terjadi di Indonesia

Pemilu 2024 masih dua tahun lagi akan dihelat, tetapi atmosfer pertarungan politik sudah terasa sejak sekarang. Maklum saja, di Pemilu 2024 nanti pemilihan akan berlangsung secara serentak, baik itu pemilihan presiden, legislatif di berbagai tingkatan sampai dengan kepala daerah. Partai Golkar termasuk salah satu partai yang paling siap dan serius menghadapi Pemilu 2024.

Kesiapan Partai Golkar ini dibuktikan dengan perumusan koalisi paling awal bersama PPP dan PAN yang dinamakan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) serta partai paling pertama yang sudah menyebut nama calon presiden, yakni Airlangga Hartarto.

Nama Airlangga Hartarto sebagai Capres Partai Golkar memang telah digaungkan paling awal. Setidaknya sejak, Munas 2019 Airlangga Hartarto telah ditetapkan oleh pemilik suara di Munas sebagai calon presiden dari Partai Golkar.

Airlangga Hartarto dirasa sebagai figur paling tepat menjadi sosok Capres dari Partai Golkar, menghitung posisinya sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar dan menteri kabinet Jokowi-Ma’ruf Amien. Kini mesin politik Partai Golkar bergerak secara masif untuk menyosialisasikan sosok Airlangga Hartarto sebagai Capres Partai Golkar.

Elektabilitas Airlangga pun mulai terkerek naik, perlahan tapi pasti namanya dikenal publik secara perlahan. Airlangga Hartarto kini termasuk Capres paling diperhitungkan, terlebih adanya Partai Golkar, partai tertua di Indonesia dengan mesin politik yang mengakar membuat figurnya diyakini akan mampu berbicara banyak di Pemilu 2024.

Lalu apa yang akan terjadi jika Airlangga Hartarto benar-benar menduduki kursi presiden? Akankah Indonesia menjadi lebih maju dari hari ini? Atau yang terjadi justru sebaliknya?

Ekonomi Bangkit

Ekonomi di tangan Airlangga Hartarto diyakini akan berjalan secara progresif. Pasar akan memandang optimis terhadap proyeksi seorang Airlangga Hartarto saat memegang tampuk kepemimpinan sebagai seorang kepala negara.

Anggapan pasar tentu selaras dengan kinerja ekonomi Indonesia hari ini di mana buah tangannya sangat lekat menghindarkan Indonesia dari jurang resesi.

Resesi menjadi momok dan hantu di siang bolong yang menakuti banyak pihak, terlebih setelah Sri Lanka, Turki bahkan Amerika Serikat mencatatkan angka inflasi tertinggi sepanjang sejarah negara-negara itu berdiri. Indonesia relatif normal, jika pun ada inflasi, segalanya masih dalam batas kewajaran. Ekonomi juga masih bergerak positif walaupun bayang-bayang terhadap resesi masih ada, pasar memandang optimis gerak ekonomi Indonesia.

Jika menjadi presiden, hal ini tentu akan menjadi jaminan bagi Indonesia. Saat menjadi Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto terbilang tangkas dan cekatan dalam mengontrol semua risiko ekonomi. Ia bahkan turut aktif dalam melakukan kerjasama investasi dengan berbagai pihak. Terbaru, perusahaan otomotif Toyota bersedia menggelontorkan investasinya di Indonesia, berkat kemampuan lobi Airlangga Hartarto.

Politik Stabil

Stabilitas politik menjadi salah satu acuan sebuah negara akan mampu menjalankan pemerintahannya secara optimal atau tidak. Terkadang, krisis politik dapat membuat sebuah negara limbung, kehilangan arah bahkan bisa mengakibatkan krisis multidimensi yang membuat jatuhnya sebuah rezim. Kepastian stabilitas politik ini tentu akan terjadi jika Airlangga Hartarto menjadi seorang presiden Indonesia.

Alasannya, Airlangga Hartarto memiliki karakter yang egaliter, ia akan mengakomodir segala kepentingan apalagi kepentingan rakyat Indonesia. Airlangga juga tidak memiliki ‘musuh’ politik. Komunikasinya dengan lawan dan kawan akan menjadi cair, dan mudah diterima oleh berbagai kalangan elit politik.

Faktor paling penting, Airlangga merupakan nakhoda kapal besar, Partai Golkar. Sebagai pemilik kursi legislatif yang mungkin akan menempati posisi tiga besar, adanya sokongan Golkar menjadi mutlak membuat kondisi politik stabil pada pemerintahan yang Airlangga Hartarto pegang. Kombinasi legislatif dan eksekutif yang saling bahu membahu membangun negara akan membuat pemerintahan berjalan secara efektif.

Tidak Ada Pembelahan Sosial

Dalam beberapa kali konsolidasi dan acara yang diselenggarakan oleh KIB, Airlangga senantiasa mengusung narasi persatuan. Narasi yang hendak menghindarkan polarisasi dan pembelahan di dalam masyarakat. Airlangga Hartarto konsisten dengan ucapannya, setidaknya itu diperlihatkannya dalam narasi-narasi yang dibawa Partai Golkar.

Hampir tidak pernah Partai Golkar membawa narasi SARA. Golkar berkomitmen mencerdaskan kehidupan bangsa dengan narasi-narasi persatuan dan permasalahan yang menggenapi cara masyarakat memandang bangsa dan negara.

Selain itu, sebagai figur capres alternatif dan memiliki ideologi jalan tengah, Airlangga Hartarto diyakini mampu meretas pembelahan sosial yang terjadi di masyarakat. Solusi yang ditawarkan Airlangga jelas dan konkret, berbicara masa depan bangsa, berbicara ketahanan pangan, kemajuan ekonomi dan peradaban Indonesia, alih-alih membawa pembahasan agama ke dalam politik.

Jangkar Tiga Daerah

Hal paling menarik jika Airlangga Hartarto menjadi presiden adalah munculnya nama-nama kader Partai Golkar dalam Pilkada 2024 sebagai calon kepala daerah yang diunggulkan. Ada nama Dedi Mulyadi yang kemungkinan besar akan berbicara banyak di Pilkada Jabar. Lalu nama Airin Rachmi Diany dan Andika Hazrumy yang akan menjadi figur penting di Pilkada Banten. Terakhir Ahmed Zaki Iskandar sebagai kuda hitam di Pilkada DKI Jakarta 2024.

Nama-nama di atas memiliki prestasi gemilang ketika memimpin daerahnya masing-masing. Dedi Mulyadi pernah sangat berhasil memimpin Kabupaten Purwakarta selama dua periode berturut. Sementara Airin Rachmi juga berhasil memimpin Kota Tangerang Selatan, dan Andika Hazrumy figur muda yang juga berhasil memimpin Banten sebagai Wagub. Lalu Ahmed Zaki Iskandar dengan kecemerlangannya memimpin Kabupaten Tangerang selama dua periode beruntun.

Apa kaitan dengan Airlangga Hartarto? Para calon pemimpin yang tadi disebutkan akan semakin mudah duduk di kursi kepala daerah jika Airlangga terpilih sebagai presiden. Keterpilihan Airlangga diyakini akan mendongkrak suara Partai Golkar di daerah, termasuk di DKI Jakarta, Jabar dan Banten.

Terlebih Pilpres 2024 akan dilaksanakan lebih dahulu daripada Pilkada 2024, meskipun ada di dalam tahun yang sama. Airlangga Hartarto effect akan menjungkit suara para calon kepala daerah yang hendak bertarung di Pilkada 2024. Tidak hanya di tiga daerah tersebut, daerah lainnya pun akan ikut terdongkrak dengan popularitas yang dimiliki Airlangga Hartarto.

Oleh Rezha Nata Suhandi

Pemimpin Redaksi Golkarpedia {golkarpedia}