Ribuan suporter PSS Sleman mengiringi pemakaman Tri Fajar Firmansyah (23) di Makam Glendongan I, Tambakbayan, Condongcatur, Depok Sleman, Rabu (3/8/2022).
Tri Fajar Firmansyah adalah pendukung PSS Sleman yang jadi korban salah sasaran dalam ribut-ribut suporter Persis Solo dengan warga DIY 25 Juli 2022 lalu. Dia mengembuskan napas terakhirnya pada Selasa (2/8/2022).
Pantauan kumparan, suporter tampak mengantarkan Tri Fajar ke peristirahatan terkahir. Mereka bersama-sama berjalan dari rumah duka ke pemakaman.
Zulfikar salah satu perwakilan BCS membenarkan bahwa suporter dari PSS Sleman hadir ke rumah duka. Mereka ingin mengantarkan Tri Fajar ke peristirahatan terkahir.
“Teman-teman mengantar. Mungkin ribuan,” kata Zulfikar saat di rumah duka.

Fikar mengatakan bahwa para suporter tak yakin pelaku penganiaya Tri Fajar hanya berjumlah 2 orang. Melihat dari luka yang dialami korban, dia yakin pelaku lebih dari 2 orang.
“Dari kami dari BCS yang jelas ini harus diusut tuntas. Karena pelaku nggak mungkin cuma 2 orang. Menurut info dari Polres kemarin kan 2 orang. Ini kan kalau melihat lukanya saya yakin lebih dari 2 orang,” katanya.
Dia pun meminta agar kepolisian baik itu Polda DIY maupun Polres Sleman agar mengusut kasus ini secara tuntas agar kasus terang benderang.
Di sisi lain, Fikar pun meminta kepada para pendukung PSS Sleman untuk dapat menahan emosi dan mempercayakan hal ini pada pohak yang berwajib.
Wahyudi (59) ayah Tri Fajar menjelaskan bahwa putranya mengembuskan napas terakhir kemarin di RSPAU Hardjolukito pada pukul 14.10 WIB. Tri Fajar diketahui dirawat selama 8 hari di rumah sakit itu dalam kondisi tak sadarkan diri.
“Tidak sadar 8 hari. Masuk malam Selasa (Senin 25 Juli) dumugi (sampai) Selasa (kemarin) belum sadar,” kata Wahyudi ditemui di rumah duka, Rabu (3/8/2022).


Wahyudi menjelaskan bahwa Tri Fajar memang pendukung PSS Sleman. Sang anak tak tahu apa-apa tentang keributan yang melibatkan suporter dari Solo dengan warga itu.
Wahyudi mengatakan bahwa sore sebelum kejadian, Tri Fajar makan bersama dengan Wahyudi. Saat itu Tri Fajar sempat meminta disuapin makanan oleh sang ayah.
“Sore njaluk maem pas akan kejadian itu. Jaluk maem jaluk dulang sama saya (sore minta makan pas akan kejadian tersebut, minta makan minta disuapin sama saya),” katanya.
Setelah itu, Wahyudi salat. Sementara, Tri Fajar ditelepon diajak temannya keluar untuk main. Wahyudi meluruskan bahwa anak bukan juru parkir, anaknya bekerja sebagai driver online makanan.
Sang anak kebetulan saja berada di supermarket di wilayah Babarsari itu.
“Saya di rumah, kok malah dapat kabar anakku kena alangan (musibah). Kulo keloro-keloro atiku mas (sakit hati saya mas),” bebernya.
“Anak saya tidak (jaga) parkir, biasanya cuma kerja Shopee mas. sama teman-temannya cuma main. Arang-arang (jarang-jarang) di Mirota (supermarket) itu,” katanya.
