News  

Yang Berubah Usai Ratu Elizabeth II Mangkat, Uang, Prangko Hingga Lagu Kebangsaan

Kemangkatan Ratu Elizabeth II menandai momen monumental dalam sejarah Inggris. Penguasa tertua dan terlama di negara itu meninggal dunia di Istana Balmoral, Skotlandia, pada Kamis (8/9).
Selama setahun terakhir, dia bergelut dengan masalah kesehatan. Setelah kondisinya memburuk semalam, penguasa monarki itu mengembuskan napas terakhir pada usia 96 tahun.
Anak tertua dari keempat anaknya kemudian mengambil alih kekuasaan dengan nama Pangeran Charles III. Pria berusia 73 tahun itu menjadi raja pertama dengan nama tersebut sejak 1685.
Seorang pengunjung memberikan penghormatan dengan meletakkan bunga setelah mendengar pengumuman kematian Ratu Elizabeth, di luar Kedutaan Besar Inggris, Washington DC, Amerika Serikat, Kamis (8/9/2022). Foto: Tom Brenner/Reuters
Seorang pengunjung memberikan penghormatan dengan meletakkan bunga setelah mendengar pengumuman kematian Ratu Elizabeth, di luar Kedutaan Besar Inggris, Washington DC, Amerika Serikat, Kamis (8/9/2022). Foto: Tom Brenner/Reuters
“Sang Ratu meninggal dengan tenang di Balmoral sore ini. Raja dan Permaisuri akan tetap di Balmoral malam ini dan akan kembali ke London besok,” bunyi pernyataan Istana Buckingham, dikutip dari AFP, Jumat (9/8).
Potretnya masih muncul pada prangko, koin, dan uang kertas. Inisial penguasa monarki tersebut turut menghiasi kotak pos hingga bendera di seluruh negeri.
Inisial, pencitraan, dan ikonografinya akan terhapus dari kehidupan nasional di Inggris maupun seluruh Persemakmuran. Mengingat masa kekuasaannya yang memecahkan rekor, perubahan itu dapat memakan waktu hingga puluhan tahun.

Monogram Kerajaan Inggris

Putri Elizabeth dari Inggris Raya, calon Ratu, melambai kepada orang-orang sambil mengenakan mahkota berlian pada 7 Juni 1951. Foto: AFP
Putri Elizabeth dari Inggris Raya, calon Ratu, melambai kepada orang-orang sambil mengenakan mahkota berlian pada 7 Juni 1951. Foto: AFP
Royal Cypher atau monogram kerajaan terdiri dari nama dan gelar penguasa monarki. Sandi tersebut lantas berubah setiap kekuasaan berganti.
Monogram biasanya terlihat di seragam resmi, gedung pemerintahan, dan dokumen kerajaan. Barang-barang itu memiliki monogram EIIR yang merujuk pada Elizabeth II Regina.
Setelah kemangkatannya, monogram itu mungkin akan diubah dengan CIIIR untuk mengacu pada Pangeran Charles III. Otoritas hanya akan mengubah huruf pertama. Sebab, inisial R dapat berarti Rex (Raja) maupun Regina (Ratu) dalam bahasa Latin.

Bendera

Bendera Royal Standard of the United Kingdom. Foto: AFP PHOTO/POOL/CHRIS JACKSON
Bendera Royal Standard of the United Kingdom. Foto: AFP PHOTO/POOL/CHRIS JACKSON
Bendera yang berkibar di luar kantor kepolisian, dinas pemadam kebakaran, sampai angkatan laut negara tersebut menampilkan monogram EIIR. Mengambil ‘warna-warna Ratu’, resimen militer bahkan mengibarkan bendera dengan monogram bersulam emas.
Elizabeth II menempati posisi kepala negara di sejumlah negara seperti Australia, Kanada dan Selandia Baru. Negara-negara tersebut memiliki bendera khusus untuk menyambut kunjungannya, yakni ‘bendera E’.
Perubahan serupa juga dapat menyasar bendera Royal Standard of the United Kingdom. Bendera sebelumnya mencakup Skotlandia, Irlandia, dan Inggris.
Sebagai pewaris takhta, Charles dianugerahi gelar Pangeran Wales. Ketika dia menduduki takhta, Charles mungkin akan memasukkan elemen Wales.

Uang Kertas dan Koin

Uang Poundsterling. Foto: Reuters
Uang Poundsterling. Foto: Reuters
Sang penguasa monarki tidak tampil pada uang kertas ketika naik takhta pada 1952. Elizabeth kemudian mulai muncul pada uang kertas GBP 1 pada 1960. Gambar penguasa monarki baru akan membutuhkan persetujuan dari Istana Buckingham.
Wajah Elizabeth juga muncul pada pada koin di Selandia Baru, uang kertas USD 20 di Kanada, serta uang kertas maupun koin di bagian lain dari Persemakmuran.
Disadur dari The Guardian, 4,5 miliar uang kertas sterling yang beredar memiliki wajah Elizabeth. Nilai keseluruhan uang tersebut mencapai GBP 80 miliar (Rp 1,3 kuadriliun).
Untuk menggantinya dengan wajah Charles, otoritas kemungkinan membutuhkan waktu setidaknya dua tahun. Ketika uang kertas GBP 50 terbaru dikeluarkan pada Juni 2021, proses penarikan dan penggantian menghabiskan waktu 16 bulan bagi Bank of England.
Desain koin dapat melewati perubahan yang lebih lambat lantaran tidak adanya penarikan. Penguasa monarki berbeda lantas bisa bersemayam dalam dompet orang-orang.
Pangeran Louis duduk dipangkuan Pangeran Charles selama acara Platinum Jubilee Pageant di Buckingham Palace, London, Inggris. Foto: Chris Jackson / POOL / AFP

Pangeran Louis duduk dipangkuan Pangeran Charles selama acara Platinum Jubilee Pageant di Buckingham Palace, London, Inggris. Foto: Chris Jackson / POOL / AFP
Dilansir Sky News, uang dengan potret Elizabeth akan tetap dicetak hingga setidaknya akhir 2022. Bank kemudian akan menggunakan porter baru Charles.
Menurut tradisi, penguasa monarki menghadap ke arah yang berlawanan dari pendahulu mereka dalam potret tersebut. Tradisi semacam itu berkembang sejak masa kekuasaan Charles II.
Edward VIII kemudian mengambil pengecualian lantaran lebih menyukai potret dirinya yang menghadap ke kiri. Tradisi tersebut lalu kembali pulih saat masa kekuasaan George VI. Dia mengabaikan potret sebelumnya dengan menghadap ke kiri.

Pos dan Prangko

Kotak pos Inggris Foto: Graham Corney/Shutterstock
Kotak pos Inggris Foto: Graham Corney/Shutterstock
Otoritas memberikan monogram penguasa monarki ketika membuat kotak pos. Hingga lebih dari 100.000 kotak pos tersebar di Inggris, sehingga membutuhkan waktu lama untuk pergantian.
Kotak pos Royal Mail memuat monogram EIIR. Tetapi, kotak-kotak lama tersebut kemungkinan besar tidak akan mengalami perubahan inisial. Postal Museum mencatat, perubahan hanya akan muncul pada produksi kotak baru.
Kotak pos dengan monogram GR untuk Raja George VI bahkan masih ada sampai sekarang di Inggris. Kendati demikian, kantor pos akan mengubah prangko dengan gambar penguasa monarki baru.

Lagu Kebangsaan

Berbeda dengan dokumen cetak, salah satu perubahan yang instan terjadi dalam lirik lagu kebangsaan. God save our Grace Queen atau Tuhan Jaga sang Ratu akan berubah menjadi God save our Grace King yang berarti Tuhan Jaga sang Raja.
Berikut penggalan lirik God Save The King yang gantikan God Save The Queen:
God save our gracious King!
Long live our noble King!
God save the King!
Send him victorious,
Happy and glorious,
Long to reign over us:
God save the King!

Doa

Gereja di Inggris Foto: Sergii Figurnyi/Shutterstock.
Gereja di Inggris Foto: Sergii Figurnyi/Shutterstock.
Penguasa monarki adalah Gubernur Tertinggi Gereja Inggris. Doa-doa untuknya tertuang dalam Buku Doa Umum yang dibuat pada 1662.
Doa tersebut tampaknya akan berubah menjadi doa baru untuk Charles. Perubahan itu membutuhkan undang-undang atau surat perintah kerajaan. Pendeta bisa membuat perubahan sementara pula untuk kebaktian.

Ikrar Kesetiaan

Ikrar kesetiaan kepada mahkota juga akan berubah menyesuaikan penguasa monarki. Anggota parlemen harus mengambil sumpah tersebut untuk berbicara dalam debat maupun menerima upah.
Warga negara baru di Inggris juga harus mengambil sumpah kepada mahkota. Kementerian Dalam Negeri Inggris lantas akan mengubah sumpah tersebut.

Dokumen Resmi

Paspor yang dikeluarkan atas nama Elizabeth juga akan mengalami perubahan. Sebab, dokumen itu memiliki kata ganti gender perempuan, sehingga harus menyesuaikan dengan kata ganti gender laki-laki. Tetapi, perubahan semacam itu tidak akan memengaruhi paspor lama.
Perubahan serupa akan berdampak pula pada surat perintah kerajaan. Dokumen tersebut memiliki otoritas atas lebih dari 600 perusahaan yang memiliki riwayat memasok bagi rumah tangga kerajaan Inggris.

Persemakmuran

Ratu Inggris Elizabeth II mengangkat gelasnya saat acara makan malam Ratu selama Pertemuan Kepala Pemerintahan Persemakmuran (CHOGM), di Istana Buckingham di London pada 19 April 2018. Foto: Toby Melville / POOL / AFP
Ratu Inggris Elizabeth II mengangkat gelasnya saat acara makan malam Ratu selama Pertemuan Kepala Pemerintahan Persemakmuran (CHOGM), di Istana Buckingham di London pada 19 April 2018. Foto: Toby Melville / POOL / AFP
Kemangkatan Elizabeth mengantarkan masa-masa genting bagi sejumlah wilayah Persemakmuran. Hingga 14 negara tersebut mengakui penguasa monarki sebagai kepala negara mereka, sehingga harus mengubah konstitusi untuk merujuk pada Charles.
Nama Elizabeth turut muncul dalam banyak undang-undang yang membutuhkan penyusunan ulang. Perubahan itu bukanlah proses yang mudah maupun murah, terutama bagi negara-negara kecil.
Negara-negara lainnya juga tengah menyaksikan gerakan pro-republik. Perubahan konstitusi tersebut lantas memerlukan referendum.
Keputusan itu bisa mengancam kekuasaan penguasa monarki baru. Setelah Barbados beralih menjadi republic pada 2021, langkah serupa dapat menyusul dari negara lain di Karibia.
Australia, Kanada, dan Selandia Baru telah merancang langkah untuk mengantisipasi perubahan. Sehingga, penguasa monarki baru akan secara otomatis menjadi kepala negara.(Sumber)