4 Alasan Mengapa Airlangga Hartarto Harus Jadikan Ridwan Kamil Sebagai Cawapres di Pilpres 2024

Airlangga Hartarto masih menjadi salah satu calon presiden yang paling potensial dan menjadi primadona. Hal ini sangat beralasan menghitung bahwa Airlangga Hartarto adalah calon presiden dari Partai Golkar, partai pemilik kursi DPR RI terbanyak kedua di Parlemen. Selain itu, Airlangga Hartarto secara implisit juga sebenarnya sudah mengantongi satu tiket pencapresan dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Atas alasan itu, bongkar pasang nama mengenai siapa yang akan mendampingi Airlangga Hartarto pada Pemilu 2024 menjadi satu hal yang menarik. Beberapa nama mulai dicocokkan agar berpasangan dengan Menko Perekonomian tersebut, mulai dari Erick Thohir, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo sampai Khofifah Indar Parawansa.

Namun dari semua itu, ada satu nama yang bisa jadi akan sangat menyita perhatian jika benar terwujud. Nama yang dimaksud adalah Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Mengapa menyita perhatian publik? Ada setidaknya lima alasan yang bisa kami ungkap, tentang mengapa Ridwan Kamil paling cocok mendampingi Airlangga Hartarto. Berikut ulasannya.

Kesamaan Jalan Politik

Airlangga Hartarto dan Ridwan Kamil jika ditelisik secara mendalam, memiliki kesamaan dalam cara berpolitik, ideologi dan paradigma perjuangan. Keduanya selalu memilih jalur tengah, jalan moderat sebagai arah berpolitik.

Baik Airlangga Hartarto dan Ridwan Kamil dalam narasi kampanye yang pernah mereka berdua lewati baik sebagai Walikota Bandung dan Gubernur Jabar untuk RK dan Anggota DPR RI untuk Airlangga beberapa tahun silam, hampir tidak pernah terdengar mereka memainkan isu yang menyeret sentimen agama, suku, golongan atau sejenisnya.

Selain itu, keduanya juga berada pada jalur politik yang santun dan jenaka. Di tangan mereka berdua, Airlangga Hartarto dan Ridwan Kamil, politik tidak menjadi buah ketegangan yang menakutkan, politik justru terlihat menyenangkan.

Pendongkrak Elektabilitas

Munculnya Ridwan Kamil mendampingi Airlangga Hartarto akan membuat keduanya saling melengkapi, termasuk dalam hal elektabilitas. Sudah barang tentu Ridwan Kamil akan membantu Airlangga menaikkan elektabilitasnya. Minimal, Jawa Barat akan habis-habisan mendukung pasangan ini.

Belum lagi ceruk suara Ridwan Kamil yang sangat penuh diisi oleh generasi milenial. Mesin politik Partai Golkar ditambah relawan Ridwan Kamil, masyarakat Jawa Barat dan generasi milenial akan menjadi kekuatan penyokong yang menakutkan di Pilpres 2024.

Jawa Barat Milik Golkar

Jika pasangan Airlangga Hartarto dan Ridwan Kamil terwujud, ada kemungkinan Partai Golkar akan mendominasi di Jawa Barat, hal ini merunut pada efek ekor jas atau coattail effect dari terbentuknya pasangan ini.

Termasuk pada PIlgub 2024, jika Ridwan Kamil mencalonkan diri sebagai Cawapres Airlangga maka jalan mulus Dedi Mulyadi menuju kursi Jabar I akan terwujud. Siapa yang tidak ingin, memiliki presiden semumpuni Airlangga Hartarto dan gubernur semerakyat Dedi Mulyadi? Tentu ini adalah skema paling ideal untuk masyarakat Jabar dan rakyat Indonesia secara umum.

Indonesia Akan Punya Ibu Negara yang Mempesona

Selain figur Airlangga dan Ridwan Kamil, di belakang mereka terdapat dua perempuan cantik yang senantiasa mendampingi. Ada Yanti K. Isfandiary atau Yanti Airlangga yang merupakan istri dari Airlangga Hartarto serta Atalia Praratya atau Ibu Cinta yang merupakan istri dari Ridwan Kamil.

Kedua sosok perempuan tersebut akan menjadi pemanis dan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Mereka adalah primadona dalam kampanye dan sosialisasi suami-suaminya, mereka pula yang patut dibanggakan oleh para tim sukses dan kader partai pengusung pasangan ini.

Selain itu, baik Yanti Airlangga atau Atalia juga terkenal aktif di bidangnya masing-masing. Yanti Airlangga sebagaimana kita tahu selain foto model pada zamannya, ia adalah pegiat budaya yang kini sedang sangat aktif untuk memperjuangkan kebaya sebagai warisan budaya UNESCO.

Sedangkan Ibu Cinta sangat aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Ia hampir tidak pernah absen dalam acara PKK Jawa Barat, Bu Cinta pula yang menggerakkan serta mengaktifasi berbagai program sosial dan pendidikan anak tidak mampu di Jawa Barat. {Golkarpedia}