News  

TGIPF: Indosiar Takut Dampak Komersial Jika Semua Laga Liga 1 Dimainkan Sore Hari

FIFA telah mengimbau agar kick-off laga-laga sepak bola Indonesia, Liga 1 hingga Liga 3, dimainkan maksimal jam 5 sore. Akan tetapi, hal itu akan berdampak dari segi komersial jika benar diterapkan.

Hal ini diterangkan oleh anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan, Nugroho Setiawan. Menurutnya, imbauan FIFA harus dikaji lagi.

“Makanya itu mau kami kaji lagi. Kami buatkan kajian yang paling komprehensif, supaya nanti bisa merekomendasikan. Misalnya, pertandingan tertentu yang high risk, dilaksanakan sore. Untuk pertandingan yang tidak berisiko tinggi, mungkin bisa disesuaikan,” katanya usai bertemu PT LIB, PSSI, dan broadcaster di Kemenko Polhukam, Selasa (11/10).

“Broadcaster, dalam hal ini Indosiar, dia tidak mempermasalahkan jam, sih. Tapi kalau dijadikan semua sore, tentu saja akan berdampak pada, apa istilahnya mereka, ya, berdampak secara komersial, itu sih,” lanjut Nugroho.

Salah satu pemicu Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 yang menewaskan 132 suporter adalah karena laga big match Arema FC vs Persebaya dipaksakan main malam hari. Terjadi saling bantah terkait hal ini.

Arema FC dan Polres Malang meminta laga yang bertajuk Derbi Jawa Timur itu berlangsung sore hari pada pukul 15:30 WIB. Namun, PT LIB selaku operator kompetisi menolak pengajuan majunya jam kick-off.

Direktur Programming Surya Citra Media (SCM), Harsiwi Achmad, membantah pihaknya ikut menentukan penolakan yang dilakukan PT LIB. Menurut Harsiwi, pihaknya tak punya kewenangan mengubah jadwal pertandingan.

“Pada 13 September, ya, betul [mengetahui surat perubahan jadwal kick-off], tetapi kami tidak pernah mendapat tembusan ya karena itu bukan wewenang kami. Jadi, surat itu ditujukan kepada PT LIB,” ucap Harsiwi kepada wartawan, Selasa (11/10).(Sumber)