News  

Covid-19 Meledak Lagi, Menkes Heran Warga China Kurang Imunitas Alami: Karena Mereka Komunis?

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengaku heran kenapa kasus Covid-19 di China mengalami lonjakan. Padahal, di Indonesia jumlah kasusnya justru cenderung menurun.

Lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di negara-negara di dunia, seperti Eropa dan China, saat ini pun disebabkan oleh munculnya sejumlah varian baru, bukan dipengaruhi oleh mobilitas masyarakat. Menurutnya, hal itu disebabkan oleh sejumlah varian Covid-19, yaitu varian BA.5, BA.2.75 dan BF7.

“Memang lonjakan gelombang Covid-19 disebabkan oleh varian baru, data saintifiknya begitu, bukan oleh pergerakan atau mobilitas, itu minor,” ucap Budi Gunadi Sadikin, Selasa, 3 Januari 2023 lalu.

Ketiga varian tersebut juga telah masuk ke wilayah Indonesia. Meski begitu, Indonesia telah melewati fase puncak kenaikan kasus varian BA5.2 dan B.2.75 tersebut.

Budi Gunadi Sadikin mengatakan Indonesia justru mengalami penurunan angka kasus Covid-19 ketika dunia disibukkan dengan kenaikan jumlah kasus kedua varian tersebut. Sementara varian BF7 yang juga telah teridentifikasi di Indonesia pada Juli 2022 diketahui tak menyebabkan angka kasus Covid-19 di Tanah Air meningkat secara signifikan.

“Jumlah kasus BF7 (terkonfirmasi) 15, dan tidak ada pergerakan naik,” ujarnya.

Menurut Budi Gunadi Sadikin, situasi Covid-19 yang terkendali di Indonesia disebabkan lantaran sistem kekebalan tubuh masyarakat telah terbentuk. Sedangkan jika nantinya masyarakat yang telah mendapatkan vaksinasi lalu kemudian terinfeksi, akan membuat imunitasnya lebih kuat.

“Kita, alhamdulillah imunitas penduduk kita kuat, kombinasi dari vaksinasi dan infeksi. Jadi, ada yang secara buatan kita suntik, tapi secara alamiah terjadi,” ujarnya

Jadi, di China karena lockdown-nya sangat ketat, yang alamiah itu tidak sebanyak di Indonesia, tidak terbentuk,” ucap Budi Gunadi Sadikin menambahkan.

Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk mencabut aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

“Jadi, kita merasa tidak perlu mengetatkan kegiatan masyarakat karena imunitasnya sudah tinggi,” tutur Budi Gunadi Sadikin.

Karantina dan Lockdown Total
Budi Gunadi Sadikin mengklaim salah satu faktor penyebab Indonesia belum mengalami lonjakan kasus Covid-19 adalah karena pemerintah tidak pernah memilih kebijakan penutupan seperti karantina atau lockdown total.

Dibanding menerapkan kedua kebijakan tertutup itu, Indonesia lebih memilih menerapkan kebijakan yang khas seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan program vaksinasi Covid-19.

Berkat berbagai kebijakan khas tersebut, masyarakat Indonesia pun memiliki tingkat kekebalan atau imunitas yang tinggi. Sebab, mereka dibiarkan secara alami terinfeksi Covid-19 saat telah divaksin, sehingga tingkat kekebalannya secara natural meningkat.

“Indonesia karena tidak terlalu tertutup, jadi membiarkan secara natural orang yang sudah divaksin terinfeksi. Itu tidak apa-apa,” ujar Budi Gunadi Sadikin.

Dia pun menyinggung lonjakan kasus Covid-19 di China dalam beberapa pekan terakhir. Menurutnya, penduduk di negeri Tirai Bambu kurang memiliki antibodi alamiah akibat pemberlakuan lockdown.

“Saat mereka (China) outbreak, mereka kena, dibandingkan dengan Indonesia yang ada. Beruntungnya juga karena kita sudah kena infeksi alamiah,” ucap Budi Gunadi Sadikin.

“Nah, ini China saya tidak tahu kenapa mereka kurang (imunitas). Mungkin karena ya mereka komunis ya. Jadi, tidak percaya kalau imunitas itu bisa dikasih oleh Yang Maha Kuasa juga,” katanya menambahkan.(Sumber)