Pemilih terbanyak di Pemilu 2024 atau Pilpres 2024 mendatang adalah kaum perempuan. Alhasil, suara pemilih kaum perempuan ini menjadi hal yang paling menentukan Parpol, Capres dan Cawapres di Pemilu 2024.
Direktur Eksekutif Warna Institute (WI), Kristin Ervina sebut kaum perempuan adalah kaum yang paling merasakan turun naiknya keadaan ekonomi rumah tangga mereka. “Apalagi saat pandemi Covid-19, kondisi ekonomi perempuan yang terdampak akibat pandemi Covid-19 kini tampak mulai membaik.”
“Perempuan kepala keluarga atau perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga perlahan mulai bangkit membantu perekonomian keluarganya,” ujar Kristin Ervina, pada Selasa (10/1/2023) dalam keterangan tertulisnya.
Mereka, jelas Kristin Ervina, bangkit dengan memulai usaha yang dikuasai. Hal ini tercermin dari 2.260 kaum perempuan sebanyak 58,8 persen berhasil membuka usaha mandiri. Misalnya dengan bisnis kuliner, jahitan dan makanan ringan.
Bahkan, ada 12,8 persen kembali bekerja di sektor informal dan formal. Selebihnya, 28,4 persen sebanyak tetap melakukan aktivitas belajar dan ibu rumah tangga.
Lewat program pemulihan ekonomi nasional oleh pemerintah dengan program Prakerja, Bansos dan bantuan UMKM, 69,2 persen kaum perempuan merasakan puas.
Bahkan, merasa terbantu perekonomian keluarganya disaat Covid-19. Lalu sebanyak 20,1 persen tidak merasakan adanya program pemulihan ekonomi oleh pemerintah. Selain itu, sebanyak 10,7 persen tidak memberikan pendapat apapun.
Dia menyebutkan dari hasil survei ditemukan, menurut kaum perempuan pejabat negara peduli perbaikan perekonomian keluarga mereka adalah Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Dianggap oleh 89,7 persen kaum perempuan sebagai tokoh yang peduli dengan perekonomian keluarga mereka disaat Covid-19.
Kemudian diurutan kedua sebanyak 78,6 persen menyebut nama Airlangga Hartarto sebagai tokoh yang peduli dalam pemulihan ekonomi mereka. Sedangkan tokoh lain dianggap peduli dengan perekonomian keluarga mereka kurang dari 25 persen kaum perempuan.
Seperti Prabowo Subianto, Puan Maharani, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Erick Thohir, Sandiaga Salahuddin Uno (Sandiaga Uno) dan Ridwan Kamil
Dia menyebutkan, dari hasil survei ternyata kriteria presiden yang diinginkan kaum perempuan adalah tokoh yang mampu dan punya pengalaman mengelola perekonomian nasional.
Hal ini tercermin dari jawaban 88,4 persen kaum perempuan, saat ditanya kriteria presiden setelah Presiden Jokowi, mereka beralasan agar dapur mereka terus ngebul dan pendapatan keluarga bisa bertambah. “Simulasi Pilihan Parpol secara tertutup oleh Kaum Perempuan jika pemilu digelar hari ini Golkar 19,8 persen, PDIP 17,2 persen, Gerindra 16,9 persen, Demokrat 7,1 persen”
“PKS 6,2 persen, PKS 5,1 persen, Nasdem 4,3 persen, Perindo 3,5 persen, PAN 3,2 persen, PPP 2,8 persen, partai Buruh 2,1 persen dan parpol lainnya dibawah 1 persen,” paparnya.
Sementara itu, simulasi pilihan terhadap tokoh bakal Capres 2024 oleh kaum perempuan dengan mengunakan pertanyaan tertutup jika pilpres digelar hari ini, maka Airlangga Hartarto menjadi tokoh paling banyak dipilih oleh kaum perempuan, yaitu sebanyak 26,2 persen.
Sementara, Prabowo Subianto 18,2 persen, Puan Maharani 10,2 persen dan Ganjar Pranowo 9,6persen, Anies Baswedan 8,8 persen dan tokoh lainnya sebanyak 17,1 persen.
Pada simulasi pertanyaan ke kaum perempuan jika diminta memilih Capres 2024 untuk PDIP, maka sebanyak 59,2 persen memilih Puan Maharani untuk di Capreskan oleh PDIP. Kemudian sebanyak 30,1 persen memilih Ganjar Pranowo untuk di Capreskan dan sebanyak 10,7 persen tokoh lainnya.
“Kaum perempuan lebih memilih Prabowo untuk dicapreskan oleh Partai Gerindra sebanyak 70,6 persen dan sebanyak 10,8 persen memilih Sandiaga Uno untuk dicapreskan Gerindra dan sebanyak 18,6 persen memilih Anies Baswedan untuk di calonkan Gerindra,” pungkasnya.
Survei WI soal preferensi kaum perempuan terhadap pilihan parpol dan tokoh sebagai Capres 2024, mengambil sample sebanyak 2.260 kaum perempuan. Dimana ribuan kaum peremluan ini yang sudah memiliki hak pilih atau sudah berusia 17 tahun di 420 Kabupaten/Kota di Indonesia. Pengambilan sample memakai metode multistage random sampling.
Survei tersebut juga memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dengan Margin of Error +/- 2,1 persen dan survei dilaksanakan pada 4-17 Desember 2022.
Menanggapi survei WI, Pengamat politik dari Universitas Esa Unggul, Syurya M Nur menilai jika melihat hasil survei WI soal pilihan kaum perempuan terhadap Pilpres 2024, sangat mempengaruhi beberapa tokoh, diantaranya:
– Ketua DPR RI Puan Maharani Nakshatra Kusyala Devi atau Puan Maharani
– Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
– Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
– Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan
– Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.
Kesemuanya dinilai memiliki peluang sebagai Capres 2024. Syurya akui, meski Puan Maharani dipilih kaum wanita. Akan tetapi peluang Puan Maharani sangat kecil ketimbang Ganjar Pranowo. “PDI harus memutuskan Ganjar ketimbang Puan Maharani di Pilpres 2024,” kata Syurya.
Dosen dan peneliti senior ini menyebutkan, jika survei WI itu memunculkan Sandiaga Uno, maka peluang untuk jadi Capres 2024 juga sangat besar. Hal itu diprediksi bisa terjadi jika Sandiaga Uno dipasangkan dengan Erick Thohir. “Peluang Sandi sebagai Capres bisa saja kalau diduetkan dengan Erik Thohir,” kata dia.
Meskipun begitu, peluang Prabowo Subianto bisa dikalahkan Sandiaga Uno. Lalu, peluang Prabowo Subianto dengan Ganjar Pranowo juga sangat besar di pilpres 2024.
Namun, kata dia, Airlangga Hartarto juga bisa berduet dengan Ganjar Pranowo, untuk bisa memenangkan Pilpres 2024. “Kalau PDI tidak ambil Ganjar, maka Airlangga harus ambil Ganjar “naturalisasi” Ganjar ke golkar,” kata dia.
Sementara, Pengamat Politik dari FISIP Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Heri Herdiawanto akui, melihat hasil survei WI soal preferensi kaum perempuan terhadap pilihan parpol dan tokoh sebagai Capres 2024, tentunya Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto sangat kuat dipilih oleh kaum perempuan ketimbang Puan Maharani.
Heri mengaku Partai Golkar memiliki mesin politik yang besar. Sehingga bisa menggaet suara kaum perempuan pada Pilpres 2024. “Peluang Airlangga untuk menggaet suara kaum perempuan di Pilpres 2024 sangat besar,” kata Heri.
Tidak hanya itu, papar Heri, Airlangga Hartarto menunjukkan kinerjanya ke masyarakat, khususnya pada kaum perempuan terkait ekonomi. “Airlangga membuktikan kinerjanya di hadapan masyarakat, khusunya kaum perempuan soal ekonomi,” ungkapnya.
Kata dia, PDIP akan rugi jika tetap memaksa Puan Maharani sebagai Capres 2024. Hal itu akibat suara Puan Maharani untuk kaum perempuan masih sangat kecil. “PDIP akan rugi jika tetap pilih Puan sebagai Capres, karena suara Puan lebih kecil,” ujarnya.
Dia menegaskan, Airlangga Hartarto dapat menang di Pilpres 2024 jika memilih Cawapres 2024 yang tepat. “Airlangga bisa menang di Pilpres 2024,” ungkapnya.
Meski suara perempuan terbagi dengan para Capres 2024 lainnya, namun peluang Airlangga Hartarto, kata dia, cukup besar. (sumber)