Tekno  

Bantah Tuduhan Ancam Keamanan AS, CEO TikTok: ByteDance Bukan Agen China

CEO TikTok, Shou Zi Chew, memberikan kesaksian di hadapan Kongres Amerika Serikat (AS) selama hampir 6 jam. Chew dicecar berbagai pertanyaan dari bipartisan soal ikatan dengan China, moderasi konten berbahaya, hingga keselamatan anak dan remaja di platform tersebut.

Sebelumnya, aplikasi video vertikal milik ByteDance itu disebut sebagai potensi risiko keamanan nasional. AS menuding pemerintah China dapat menekan ByteDance untuk membagikan informasi pribadi pengguna TikTok di AS kepada pemerintah China.

Informasi pribadi tersebut dikhawatirkan dipakai untuk operasi intelijen China atau menyebarkan hoaks yang didukung China.

TikTok Bantah Punya Ikatan dengan China
Baik perwakilan partai Demokrat dan Republik menguliti kaitan TikTok dengan rezim China, yang sudah dibantah oleh TikTok sejak lama.

“TikTok sendiri tidak tersedia di China, kami berkantor pusat di Los Angeles dan Singapura, dan kami memiliki 7.000 karyawan di AS hari ini,” ujar Chew dalam sambutan pembukaannya, seperti dikutip AP, Kamis (23/3) waktu setempat.

“Tetap saja, kami telah mendengar kekhawatiran penting tentang potensi akses asing yang tidak diinginkan ke data AS dan potensi manipulasi ekosistem TikTok AS. Pendekatan kami tidak pernah mengabaikan atau meremehkan salah satu dari masalah ini. Kami telah menangani mereka dengan tindakan nyata.”

Chew berulang kali menyebutkan dalam sidang bahwa perusahaan sedang menggarap Project Texas, proyek senilai 1,5 miliar dolar AS untuk memindahkan data pengguna TikTok AS ke AS. Proyek ini diawasi oleh perusahaan AS, Oracle, sebagai pihak ketiga.

Izinkan saya menyatakan ini dengan tegas: ByteDance bukan agen China atau negara lain mana pun.
– Shou Zi Chew, CEO TikTok –

Kongres tak bergeming dan lanjut menanyakan soal kemungkinan teknisi China dapat mengakses data TikTok meski tidak berkantor di Singapura atau Los Angeles, AS. Chew menjawabnya, sekaligus mengonfirmasi, teknisi ByteDance memang memiliki akses ke data.

Kongres terus menggoreng, menuduh tidak ada alasan bagi pemerintah China untuk tidak dapat mengakses data TikTok AS.

“Saya tidak melihat bukti bahwa pemerintah China memiliki akses ke data tersebut. Mereka tidak pernah meminta kami. Kami tidak menyediakannya,” balas Chew.

Chew menyerang balik dengan mengatakan tantangan yang dihadapi TikTok bukanlah masalah TikTok secara spesifik, tapi media sosial umumnya. Ia bahkan menyebut Facebook sebagai contoh yang tidak memiliki histori bagus soal keamanan data penggunanya.

“Perusahaan sosial Amerika tidak memiliki rekam jejak yang baik dengan privasi data dan keamanan pengguna,” katanya. “Lihatlah Facebook dan Cambridge Analytica, hanya satu contoh.”

Konten Berbahaya bagi Keselamatan Anak dan Remaja di TikTok
Kongres juga menanyakan TikTok soal konten berbahaya. Representatif Demokrat New Jersey Frank Pallone menyinggung penelitian yang menemukan algoritma TikTok merekomendasikan video seperti ujaran kebencian, bunuh diri, hingga tantangan berbahaya kepada remaja.

Sedangkan Bob Latta, representatif Republik dari Ohio, menuduh TikTok mempromosikan video ‘blackout challenge’, tantangan menahan nafas hingga tidak sadarkan diri, serta tantangan tersedak yang telah menelan korban bocah berusia 10 tahun asal Pennsylvania setelah menirunya.

Chew mengatakan mereka memiliki 40 ribu moderator yang menandai konten berbahaya. Konten yang melanggar panduan komunitas akan dihapus dan akun yang memposting juga bakal diblokir.

Di sisi lain, TikTok telah meluncurkan sejumlah fitur dalam beberapa bulan terakhir untuk memberikan perlindungan tambahan bagi remaja, termasuk fitur batas main TikTok selama 60 menit untuk pengguna berusia di bawah 18 tahun. Namun anggota Kongres tetap mengkritik sistem ini karena terlalu mudah bagi remaja untuk diakali.

Apakah TikTok diblokir di AS?
Banyak negara dan lembaga publik yang telah melarang TikTok di perangkat pemerintahan, seperti AS, Kanada, Belgia, Inggris, Denmark, dan Belgia. Sementara di AS, TikTok di ambang pemblokiran secara luas yang akan memutuskan akses 150 juta pengguna AS dan 5 juta bisnis.

Sidang Kongres kemarin pun tidak berpihak ke TikTok. Di sisi lain, Gedung Putih telah menyurati ByteDance melepaskan diri dari TikTok dengan menjual saham kepemilikannya, dan apabila menolak, aplikasi terancam diblokir di AS.(Sumber)