Manuver Cerdas Partai Golkar: Dukung Anies Rasyid Baswedan Tanpa Gejolak

Satu setengah bulan lalu penulis pernah menulis. Tulisan tersebut dimuat juga di KBANews dengan judul, Kejutan Tahun 2023: Golkar Dukung Anies Rasyid Baswedan. Prediksi tentang bakal bergabungnya Partai Golkar dalam mendukung Anies Rasyid Baswedan di Pilpres 2024.

Politik itu memang dinamis. Walau Partai Golkar bersama PAN dan PPP tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), tidak menutup kemungkinan mendukung Anies Rasyid Baswedan. Peluang itu ada. Terbuka lebar.

Pasalnya sampai hari ini belum ada kesepakatan diantara partai KIB siapa yang bakal diusung sebagai calon presiden. Memang Partai Golkar ada Airlangga Hartarto. Munas Partai Golkar tahun 2019 sudah memutuskan untuk mengusung Airlangga Hartarto sebagai calon presiden 2024.

Sementara PPP dan PAN belum memiliki calon presiden dan calon wakil presiden yang bakal diusung di Pilpres 2024. Golkar, PPP dan PAN masih sangat dinamis. Bisa saja KIB bergabung bersama Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).

Secara personal Ketua Umum NasDem, Surya Paloh dan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto punya kedekatan. Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 yang juga mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar, Jusuf Kalla punya kedekatan dengan Calon Presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Rasyid Baswedan. JK juga dinilai dekat dengan SP dan AH.

Peluang itu terbuka lebar.

Pertama, Anies Rasyid Baswedan sendiri telah memberikan isyarat bakal bergabungnya 2 partai politik parlemen. Kedua partai tersebut bisa saja berasal dari KIB. Bisa Golkar dan PPP. Bisa pula ketiga-tiganya termasuk PAN atau PAN dan PPP.

Kedua, Pertemuan Surya Paloh dan Airlangga Hartarto awal Februari 2023 memberikan kabar baik. Seperti dikatakan Surya Paloh ketika itu, “Apakah (NasDem) akan mungkin bergabung dengan KIB? Ya sama-sama mungkin. Mungkin KIB juga bergabung dengan NasDem kan? Jadi kemungkinan itu masih terbuka.”

Plus acara buka bersama di NasDem Tower beberapa hari lalu. Selain Airlangga Hartarto hadir. Tampak hadir pula Wakil Ketua Umum PPP, Rusli Effendi. PAN “disimpan” dulu. Pada saatnya akan muncul ke permukaan. Wait and see!

Publik beropini. Sinyal Partai Golkar dan PPP bakal merapat bersama NasDem, Demokrat dan PKS dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Ada obrolan serius antara Surya Paloh dan Airlangga Hartarto pasca Surya Paloh mengunjungi DPP Partai Golkar awal Februari 2023 lalu. Apalagi banyak elit Golkar diam-diam mendukung Anies Rasyid Baswedan.

Dinamika elit Golkar sejalan dengan gejolak arus bawah Golkar. Demikian pula yang terjadi di PPP dan PAN. Arus bawah ramai-ramai mendukung Anies Rasyid Baswedan sebagai calon presiden 2024. Fenomena politik itu tercermin dengan lahirnya “KIB” (Kuning, Ijo, Biru).

Kader Golkar bikin Go Anies. Demikian pula dengan PPP. Dibawah Habil Marati membentuk Forum Ka’bah Membangun (FKM) dan Amanat Indonesia sebagai representasi kader PAN. Sinyal bakal bertemunya dua “arus”.

Arus elit KIB dan arus bawah “KIB” bertemu pada satu titik kesamaan figur calon presiden 2024. Anies Baswedan menjadi titik temu kedua arus tadi.

Golkar memang sedang berhitung sambil menunggu salahsatu faksi Golkar yang ditengarai dekat dengan kekuasaan “melemah” pasca terungkapnya mega skandal dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) senilai Rp 349 triliun di Kementerian Keuangan.

Penulis sendiri menduga, mega skandal di Kementerian Keuangan tak terlepas dari kontestasi Pilpres 2024. Dipermukaan tampak ‘pertarungan’ dua menteri senior. Menteri senior yang satu punya calon presiden sendiri.

Sedangkan menteri senior yang satu lagi bermanuver agar partai politik tertentu tak diganggu dalam mengusung calon presiden dan calon wakil presiden yang diduga melibatkan menteri senior dari salahsatu faksi di Golkar.

Dugaan ini diperkuat oleh menteri senior yang mengungkap mega skandal di Kementerian Keuangan dinilai dekat dengan petinggi partai yang sedang berkuasa. “Serangan” menteri senior tersebut rumornya sengaja “dimuntahkan” untuk ‘skak mat’ menteri senior yang dinilai dekat dengan Presiden Jokowi.

Pertarungan politik partai sebelah tentu saja menguntungkan salah satu faksi di Golkar yang disebut-sebut dekat dengan faksi Jusuf Kalla. Faksi Golkar yang mendukung Anies Rasyid Baswedan di Pilpres 2024.

Isu Airlangga Hartarto di ‘Munaslubkan’ bila mendukung calon presiden yang tidak dikehendaki oleh salah satu faksi yang ‘berseberangan’ dengan Jusuf Kalla dapat diredam. Munaslub (Musyawarah Nasional Luar Biasa) untuk mengganti ketua umum oleh salah satu faksi di Golkar sudah berkembang sejak setahun belakangan ini.

Munaslub Partai Golkar tidak mudah. Apalagi banyak elit DPP Partai Golkar dan beberapa Ketua DPD I dan DPD II Partai Golkar mendukung Anies Baswedan. Suara elit dan pengurus daerah Golkar terdengar dengan jelas bukan sayup-sayup lagi.

Konstelasi politik jelang Pilpres 2024 akan memperjelas poros politik memasuki pertengahan tahun 2023. Golkar sebagai pemegang mayoritas “saham” di KIB diprediksi akan menentukan sikap terkait calon presiden dan calon wakil presiden sekitar Agustus dan September 2023. Bahkan tak menutup kemungkinan sebelum bulan Agustus 2023.

Sebagai partai warisan Jenderal Besar Soeharto, Presiden RI ke-2, Golkar dikenal sebagai partai pragmatis. Belum ada sejarah Golkar menjadi partai oposisi. Apalagi gelombang dukungan rakyat terhadap Anies Rasyid Baswedan sangat besar. Tentu saja Golkar membaca fenomena itu. Lagian Partai Golkar tidak mau kehilangan suara dan selalu menjadi bagian kekuasaan.

Kita menanti sikap politik Partai Golkar. Berita besar dan kejutan dari Golkar di tahun 2023. Tidak ada yang tak mungkin dalam politik kecuali Allah berkehendak lain sebagai bagian dari skenarionya.

Wallahua’lam bish-shawab.

Bandung, 5 Ramadhan 1444/27 Maret 2023
Tarmidzi Yusuf, Ketua Umum JABAR MANIES