Kisah Sedih Pebulutangkis Indonesia Bagus Setiadi, Pensiun Dini Usai Mata Kanan Kena Smash

KISAH sedih pebulu tangkis Indonesia, Bagus Setiadi yang pensiun dini usai mata kana kena smash dapat Anda ketahui di artikel ini. Para pecinta bulutangkis Tanah Air saat ini mungkin lebih mengenal ganda putra andalan Indonesia seperti Mohammad Ahsan/Hendra Setiawa, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin ataupun ganda putra berprestasi lainnya.

Namun jauh sebelum itu, Indonesia juga memiliki banyak pasangan ganda putra berprestasi. Salah satunya adalah pasangan Bagus Setiadi/Imay Hendra.

 

Pasangan ganda putra yang aktif pada era 1980 an hingga 1990 an ini cukup banyak mempersembahkan berbagai gelar untuk Indonesia. Beberapa diantaranya adalah juara Irlandia Terbuka 1989, runner up Belanda Terbuka 1992, hingga Taiwan Terbuka 1993. Berkat prestasi yang mereka raih, pasangan ini sampai menembus ke peringkat ketujuh dunia.

Sayangnya, ditengah karir yang tengah bersinar, kegemilangan pasangan ini harus berakhir begitu saja. Pasalnya, Bagus Setiadi pada saat itu terpaksa harus gantung raket alias pensiun dini karena cedera mana kanan hingga mengalami kebutaan.

Ya, sebuah musibah menimpa Bagus Setiadi pada sebuah latihan dalam persiapan menuju Belanda Terbuka 1993.

 

Dalam sebuah sesi latihan, Bagus tengah berlatih stroke dengan pasangannya, yakni Imay Hendra. Dalam latihan itu, Imay bertugas memberikan serangan dan Bagus bertugas untuk bertahan dari serangan tersebut.

Namun nahas, pada satu momen, salah satu stroke dari Imay tanpa sengaja meluncur deras menuju mata kanan Bagus Setiadi. Akibat rasa sakit yang tak tertahankan, Bagus akhirnya segera dilarikan ke sebuah rumah sakit mata di Jakarta Pusat.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, dijumpai sebuah timah yang merupakan bahan pemberat shuttlecock di mata kanan Bagus. Akibat hal itu, Bagus akhirnya dilarikan ke rumah sakit St. John of God di Australia atas inisiatif bos Pelita Jaya tempat Bagus bernaung, Aburizal Bakrie.

Ditemani dengan manajer Pelita Jaya kala itu, Icuk Sugiarto dan perwakilan dari PBSI, Vina Johan, Bagus akhirnya menjalani pemeriksaan di Australia. Sayangnya, hal itu sudah terlambat.

Berdasarkan pemeriksaan, mata kanan Bagus sudah tidak lagi dapat diselamatkan. Sepantasnya, sesaat setelah insiden itu, matanya harus segera dioperasi untuk bisa menyelamatkannya.

Namun nasi telah menjadi bubur. Akibat hal itu, pebulutangkis kelahiran Jombang itu pun harus mengubur mimpinya menjadi pebulutangkis terbaik dunia di usianya yang baru 27 tahun.

Meski begitu, Bagus Setiadi masih mendapat bantuan dari PBSI. Ditengah karir atletnya yang kandas, Bagus dibantu untuk dapat menyelesaikan pendidikannya di STIE Perbanas Jakarta. Lebih dari itu, Bagus juga dijanjikan untuk menjadi bagian staff pembinaan di PBSI dan menjadi pelatih di klubnya, Pelita Jaya.

Diketahui, saat ini Bagus Setiadi menjadi salah satu pelatih bulutangkis di klub Jaya Raya, tepatnya di Jaya Raya Metland Cakung.

Di sisi lain, shuttlecock merk Gajah Mada yang membutakan mata kanan Bagus sejak saat itu pun resmi berhenti diproduksi dengan menggunakan pemberat timah. Bahan pemberat shuttlecock itu pun kemudian diganti dengan menggunakan bahan sejenis kertas.(Sumber)