News  

Anies Baswedan Pemersatu 2 Partai Berbasis Islam: PKB dan PKS

Tahun 2024 merupakan Pilpres langsung ke-5 berlangsung di Indonesia sejak UUD 1945 diamandemen.

Pilpres pertama tahun 2004, PKS bersama PAN, PBR, PNBK, PNI Marhaenisme, PPDI, Partai Sarikat, dan Partai Buruh mendukung pasangan Amien Rais – Siswono Yudhohusodo.

PKB mendukung pasangan Abdurrahman Wahid – Marwah Daud Ibrahim. Sayangnya, pasangan ini tidak lolos karena alasan kesehatan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur ketika itu.

Pilpres tahun 2009, PKS dan PKB berada dalam gerbong yang sama. Mendukung pasangan calon SBY-Boediono. Baik SBY maupun Boediono bukan kader PKS maupun PKB.

Pilpres 2014 dan 2019, PKS dan PKB berbeda dukungan. PKS konsisten mendukung Prabowo Subianto. Sedangkan PKB istiqamah mendukung Jokowi.

Pilpres 2024 berbeda dengan empat kali Pilpres langsung sebelumnya. PKS dan PKB bersatu dalam gerbong yang sama. Mendukung Anies Rasyid Baswedan sebagai calon presiden.

Menariknya Pilpres 2024 dengan Pilpres 2009 yang ketika itu PKS dan PKB sama-sama mendukung SBY-Boediono. Kali ini, PKS dan PKB memiliki keistimewaan khusus.

Tidak hanya mendukung calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Rasyid Baswedan melainkan juga mendukung calon wakil presiden, Muhaimin Iskandar yang juga Ketua Umum PKB.

Anies Rasyid Baswedan dan NasDem dinilai istimewa karena bisa menyatukan dua kekuatan partai politik berbasis massa Islam, PKS dan PKB.

PKS representasi Islam tengah modern. Sedangkan PKB merepresentasikan Islam tengah kulturalis tradisionalis.

Basis massa kedua partai ini berbeda. PKB pengikutnya kebanyakan dari warga Nahdliyyin. Sementara PKS kebanyakan pengikutnya dari kalangan Islam terdidik perkotaan.

Selama ini, PKS dan PKB selalu berseberangan jalan terutama di Pilpres 2014 dan 2019. Bahkan perbedaan jalan kedua partai berbasis massa Islam terkadang menimbulkan gesekan yang amat tajam di grassroots (akar rumput).

Misalnya saja soal radikal radikul yang kerap kali kita temukan pertentangan di akar rumput. Dengan bersatunya PKS dan PKB di Pilpres 2024, istilah cebong dan kampret seperti disebut Surya Paloh dalam pidato politiknya.

“Hari ini juga kita nyatakan, selamat tinggal kepada politik cebong dan kampret. Politik yang memang mengadu domba, memecah belah dan merusak semua sistem nilai kebangsaan kita,” kata Surya Paloh saat memberikan pidato politik di Hotel Yamato yang kini menjadi Hotel Majapahit tempat deklarasi pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Anies Rasyid Baswedan – Muhaimin Iskandar pada Sabtu (2/9/2023).

Pilpres 2024 menjadi momentum sejarah penting bagi umat Islam. Dengan wasilah Anies Rasyid Baswedan dan Surya Paloh kita akan menyaksikan bersatunya dua partai berbasis massa Islam terbesar di Indonesia, PKS dan PKB mengusung duet Anies Rasyid Baswedan – Muhaimin Iskandar.

Bandung, 17 Shafar 1445/3 September 2023
Tarmidzi Yusuf, Kolumnis