Ahmad Sahroni: Cawapres Deadlock, Anies Serahkan ke Parpol, Paloh Tunjuk Cak Imin

Bendahara Umum Partai NasDem Ahmad Sahroni memastikan selama ini belum ada kesepakatan pihaknya dengan Demokrat dan PKS terkait cawapres pendamping Anies Baswedan.

Menurut Sahroni, pembicaraan cawapres justru deadlock, sehingga Anies menyerahkan keputusan cawapres kepada Ketum NasDem Surya Paloh.

Hal ini diungkap Sahroni yang semula ingin melaporkan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat sekaligus Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono ke Bareskrim Polri, hari ini, Senin (4/9).

Sahroni menilai SBY berbohong karena menyebut ada kesepakatan ketiga partai memilih Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono sebagai cawapres Anies.

“Jadi, semua proses itu sudah dijajaki sejak awal, tapi waktu deadlock itu terjadi tentang pemilihan cawapres, Pak Anies bersama Tim 8 (lalu) menyerahkan ke partai politik,” kata Sahroni di Bareskrim, Jalan Trunojoyo, Jaksel, Senin (4/9).

“Maka itulah, Pak Surya mengambil decision dengan keputusannya Cak Imin (Ketum PKB Muhaimin Iskandar) sebagai cawapres,” imbuh Wakil Ketua Komisi III DPR ini.

Sahroni juga memastikan NasDem sudah berupaya berkomunikasi dengan PKS dan Demokrat terkait cawapres. Namun, menurutnya Demokrat tak bisa dihubungi.

“Ada…ada (komunikasi), jadi Pak Anies telepon tidak diangkat sama AHY. Pak Sudirman Said coba komunikasi dengan pihak Demokrat tidak diangkat,” ujar dia.

“Pak Surya bertemu dengan Majelis Syuro (PKS) misalnya, komunikasi. Jadi tidak ada isu tidak ada komunikasi, bohong itu,” kata Sahroni.

Keputusan Anies-Imin ini sudah dipikirkan secara saksama, sehingga menurut Sahroni, para pihak harus legowo menerima keputusan tersebut.

“Jangan sampai buat kubu-kubuan, akhirnya jadi keributan itu terusan-terusan gara-gara seorang AHY nggak jadi cawapres,” kata ‘Crazy Rich Tanjung Priok’ ini.

Apa lagi, kata Sahroni, AHY masih muda — berusia 45 tahun — sehingga kesempatan masih sangat panjang.

“Ya, namanya belum rezeki, belum garis tangan, kan AHY umurnya sama (masih muda), masih ada ruang di 2029 buat dia jadi capres misalkan. Ya, why not,” kata Sahroni, politikus berusia 46 tahun.

Deklarasi Gegerkan Peta Koalisi
Deklarasi Anies Baswedan dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) pada Sabtu (2/9) menggegerkan peta koalisi, baik itu Koalisi Perubahan untuk Persatuan ataupun Koalisi Indonesia Maju pimpinan Prabowo.

Keputusan ini juga membuat Demokrat kecewa. Sebab, SBY mengeklaim Anies sudah menyampaikan langsung di Cikeas, bakal mendeklarasikan AHY sebagai cawapres Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Demokrat pun mengecam Anies sebagai pengkhianat.

Pernyataan SBY soal deklarasi capres-cawapres di awal September—yang membuat Sahroni hendak mempolisikan, yaitu:

“…Anies menyampaikan kepada saya, didengar oleh semua, bahwa awal September ini, berarti hari-hari sekarang ini, akan mendeklarasikan koalisi ini, dalam kapasitasnya sebagai capres, berikut capres dan cawapres yang telah selesai diputuskan. Tiga hari kemudian, three days later, yang kita dapatkan sesuatu yang sangat mengejutkan…”
Sekjen Demokrat juga merujuk poin 3 dari piagam koalisi yang ditandatangani bersama yang isinya: capres diberikan mandat untuk menentukan cawapresnya dengan kriteria yang telah ditentukan.

Surat Anies bertulis tangan yang diserahkan pada 25 Agustus, juga dibuka oleh Demokrat.

Sementara itu, PKS sebagai mitra koalisi juga mengatakan bahwa masuknya PKB ke koalisi tidak sesuai prosedur. Hal ini yang membuat PKS tidak menghadiri deklarasi Anies-Cak Imin di Surabaya, 2 September.

“Sesungguhnya koalisi tiga partai itu tidak akan mengalami guncangan apa-apa ketika masuknya PKB dengan cara yang smooth,” ungkap Jubir PKS Al Muzammil Yusuf.(Sumber)