News  

Dokumen Intelijen Bocor: Lewat Revolusi Warna, CIA Bakal Cawe-cawe Pilpres 2024

Sebuah dokumen intelijen yang bocor mengungkap bahwa Central Intelligence Agency (CIA) Amerika Serikat (AS) tengah mempersiapkan revolusi warna di Indonesia.

Revolusi warna adalah istilah yang kerap digunakan atas operasi yang dilakukan AS untuk membangun demokrasi liberal di negara lain, termasuk dengan menggulingkan rezim.

Dalam hal ini, revolusi warna disiapkan oleh CIA, melalui National Endowment for Democracy (NED) untuk mencampuri Pemilu 2024.

NED sendiri merupakan organisasi non-pemerintah di AS yang dibentuk pada 1983 untuk mempromosikan demokrasi ke negara lain. Meski begitu, NED didanai oleh pemerintah AS dan disebut-sebut menjadi “front CIA” untuk melakukan revolusi warna.

NED beroperasi di lebih dari 100 negara dan menyalurkan lebih dari 2.000 hibah setiap tahunnya. Organisasi kerap memberikan hibah untuk membiayai revolusi di berbagai negara untuk mencapai tujuannya.

Sebuah artikel bertajuk “Leaked: CIA Front Preparing Color Revolution in Indonesia” yang dimuat mintpressnews.com pada 6 September 2023 menyebut NED tengah memperluas aliran dana hibahnya ke berbagai LSM, kelompok sipil penting, partai politik, hingga kandidat untuk Pemilu 2024.

Hal itu terungkap dalam laporan mingguan yang dikirim International Republican Institute (IRI) Indonesia ke kantor pusatnya di Washington pada Juni, Juli, dan Agustus 2023. IRI adalah komponen inti NED, yang biasanya bekerja sama dengan lembaga lain, National Democracy Institute.

Perluasan hibah ini dilakukan untuk memperluas pengaruh agar NED bisa memastikan pemenang Pilpres 2024 adalah sosok yang didukung oleh Washington, utamanya mereka yang dapat menjamin kepentingan AS di Indonesia.

“Namun pasukan NED yang berada di lapangan juga siap untuk menantang, atau bahkan membalikkan hasil jika pihak yang salah menang,” begitu artikel yang ditulis oleh jurnalis investigasi, Kit Klarenberg itu.

Jokowi Bisa Senasib dengan Soekarno

Dokumen yang bocor menyebut Jokowi bisa senasib dengan Presiden pertama RI, Soekarno. Itu lantaran Jokowi dinilai telalu menonjol dengan tingkat dukungan publik yang besar. Hal ini serupa dengan Soekarno ketika memimpin. Alhasil Soekarno digulingkan dalam kudeta militer yang disebut disponsori oleh CIA dan MI6.

Sejak memerintah pada 2014, pemerintahan Jokowi dikenal memiliki kedekatan dengan China. Namun melihat situasi saat ini, Jokowi telah menghabiskan dua masa jabatannya. Sehingga kemungkinan adanya pembantaian seperti 1965 tidak mungkin terjadi.

Menanam Bibit Kader untuk Pemilu 2024

Operasi yang dilakukan oleh NED dilakukan dengan cara yang sangat mendasar, yaitu melalui hibah. Hibah NED disalurkan secara luas, mulai dari LSM hingga partai politik. Salah satu organisasi yang dibiayai oleh NED adalah Perludem.

NED juga sudah mempersiapkan bibit-bibit kandidat Pemilu 2024, yaitu lulusan dari program pelatihan NED. Artikel menyebut lulusan NED sudah menjadi anggota terkemuka untuk puluhan parpol dan LSM. Banyak dari mereka mencalonkan diri pada Pemilu 2024.

Skenario Pilpres 2024

Selain memainkan skenario Pemilu 2024 dalam taraf legislatif, AS juga membuat skenario terkait Pilpres 2024. Dokumen yang bocor menyebut perwakilan IRI bertemu dengan pejabat tinggi Kedutaan Besar AS di Jakarta, Ted Meinhover.

Ketika itu, Meinhover menyampaikan kekhawatiran Washington terkait elektabilitas Prabowo Subianto yang meningkat secara dramatis. Sementara di sisi lain, peringkat Anies Baswedan menurun.

Meinhover juga menyayangkan Presidential Threshold 20 persen untuk mengajukan capres.

“Jika ambang batas tersebut dihilangkan, akan ada lebih banyak kandidat dalam pemilu, dan AS akan memiliki lebih banyak pilihan,” tulis artikel tersebut, mengutip Meinhover.

Terlepas dari hasil Pilpres 2024, Meinhover mengatakan Washington perlu menjaga hubungan persahabatan dengan semua pihak di Indonesia.

Menggerakkan Serikat Buruh

Kemampuan AS tidak hanya sampai di situ. AS juga memiliki cara untuk menggerakkan massa di Indonesia. AS telah menggunakan hibahnya untuk mendapat pengaruh di antara serikat buruh di Indonesia.

Salah satu buktinya adalah demonstrasi selama 17 Agustus lalu untuk menolak Presidential Treshold dan UU Ciptaker. Bahkan laporan IRI mencatat pihaknya memberikan Rp 1 juta kepada ketua serikat buruh Pandeglang untuk melancarkan demonstrasi di Mahkamah Konstitusi dan Istana Negara pada 9 Agustus

BIN Sudah Memperingatkan

Operasi yang dilakukan oleh NED sudah bukan menjadi rahasia lagi. Badan Intelijen Negara (BIN) disebut sudah mencium gelagat NED. Bahkan BIN dengan tegas sudah memperingatkan para pejabat AS untuk tidak ikut mencampuri urusan dalam negeri RI.

Sebaliknya, AS justru seakan termotivasi untuk melancarkan berbagai operasi rahasia di Indonesia sembari mencari celah hukum.

Bagi Washington, “pemerintahan yang tepat” di Indonesia tidak dapat disepelekan. Meningkatnya persaingan dengan China, membuat Indonesia semakin penting.(Sumber)