News  

Xinyi Group Bakal Investasi Rp. 381 Triliun di Rempang, Kalau Lambat Bisa Kabur ke Johor

Perusahaan China, Xinyi Group, yang akan Rp 381 triliun di untuk membangun industri kaca dan panel surya untuk PLTS bisa mengalihkan investasinya ke , Malaysia. Hal itu jika persoalan lahan yang memunculkan demonstrasi warga, tak cepat diselesaikan.

Deputi III Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Elen Setiadi, mengungkapkan Malaysia juga berusaha merayu Xinyi Group agar mau berinvestasi membangun pabrik mereka di Johor.

“Ini kan PM Anwar Ibrahim juga meniru gaya-gaya Presiden Jokowi dalam mengundang investor ke negaranya. Bisa dibilang copy paste lah,” ujar Elen Setiadi dalam perbincangan dengan media di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (14/9).

Sementara itu Sekretaris Kemenko Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, menuturkan total investasi yang akan ditanamkan Xinyi Group di Rempang mencapai Rp 381 triliun. Sedangkan untuk tahap awal sebesar USD 11,6 miliar atau sekitar Rp 170 triliun.

“Bayangkan Rp 170 triliun dalam 5 tahun, dari mana cari investasi sebesar itu? Totalnya (sampai tahun 2080) bahkan Rp 381 triliun,” kata Susiwijono.

Dia memaparkan, Xinyi Group merupakan industri kaca yang menggarap bisnis dari hulu ke hilir. Mulai dari pengolahan pasir kuarsa sebagai bahan baku, hingga produksi berbagai jenis kaca termasuk kaca untuk panel surya yang jadi komponen PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya).

Mereka, kata Susiwijono, mengalihkan industrinya ke luar dari China untuk mengantisipasi ketegangan politik Amerika Serikat (AS)-China yang bisa berdampak ke perdagangan global. AS mulai mewacanakan melarang impor segala produk China, sehingga akan menghambat bisnis Xinyi Group.

“Jadi kita melihat pada saat sekarang geopolitiknya antara AS dan China makin keras seperti ini, kira-kira 2025 AS akan menutup semua impor mereka dari China. Maka inilah mulai produksi industri China seperti Xinyi cari basis produksi baru. Indonesia jadi pilihan mereka,” tuturnya.

Sebelum di Rempang, Xinyi Group sudah membangun pabrik mereka melalui PT Xinyi Glass Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus JIIPE di Gresik, Jawa Timur. mereka di Gresik hanya sekitar USD 700 juta karena lahan yang terbatas.

Sedangkan di , Xinyi Group membutuhkan lahan seluas 2 ribu hektare. “Di Rempang ini akan jadi industri kaca terbesar di dunia. Pertimbangannya selain mendekati pasokan bahan baku, juga menyiasati kalau AS benar-benar melarang impor dari China,” pungkas Susiwijono Moegiarso.(Sumber)